Mereka juga memverifikasikan catatan dengan menguji alamat email dari kumpulan data di fitur pengaturan ulang kata sandi Facebook.
Ternyata fitur tersebut beresiko juga untuk dapat digunakan dalam mengungkapkan sebagian nomor telepon pengguna.
Baca Juga: Mark Zuckerberg Salahkan Donald Trump di Aksi Demo di Gedung Capitol
Meski berusia beberapa tahun, data yang bocor dapat memberikan informasi berharga bagi penjahat dunia maya.
Menurut Alon Gal, CTO dari firma intelijen kejahatan siber Hudson Rock, penjahat dunia maya menggunakan informasi pribadi seseorang untuk menyamar atau menipu mereka untuk menyerahkan kredensial masuk.
Ia memperkirakan basis data yang besar dan berisi informasi pribadi seperti nomor telepon pengguna Facebook pasti akan menyebabkan pelaku kejahatan memanfaatkan data tersebut untuk melakukan serangan rekayasa sosial atau upaya peretasan.
Gal merupakan orang yang melaporkan kebocoran data ini di Twitter, dengan menceritakan bahwa ia sudah mengamati dari awal 2020. Lihat selengkapnya di halaman berikut.
Gal pertama kali menemukan data yang bocor pada bulan Januari ketika seorang pengguna di forum peretasan yang sama mengiklankan bot otomatis.
Bot ini dapat memberikan nomor telepon untuk ratusan juta pengguna Facebook dengan imbalan harga.
Mengutip Motherboard keberadaan bot tersebut pada saat itu memverifikasikan datanya sah.
Sekarang, seluruh kumpulan data telah diposting di forum peretasan secara gratis, membuatnya tersedia secara luas bagi siapa saja yang memiliki keterampilan data yang belum sempurna.