Follow Us

Cara Orang Tua Agar Bisa Menjaga Anak Dari Bahaya Internet Ala Google

Zihan Fajrin - Rabu, 10 Februari 2021 | 19:44
ilustrasi anak dan ibu sedanng memperhatikan ponsel
Dok. Shutterstock

ilustrasi anak dan ibu sedanng memperhatikan ponsel

Laporan Wartawan Nextren, Zihan Fajrin.

Nextren.com - Dalam hari internet aman sedunia kemarin (9/2), Google menyampaikan hasil riset yang dilakukan se-asia pasifik.

Dari hasil riset atau survei tersebut Google memberikan tips untuk orang tua bisa menjaga anaknya dari bahaya internet.

Riset ini juga membuat Google membuat program Keluarga Tangkas Berinternet dimulai dari webinar secara gratis hingga game interaktif Interland.

Survei keamanan online keluarga terhadap orang tua ini lebih tepatnya dijalankan Qualtrics LLC, dan didanai oleh Google.

Baca Juga: Google Hadirkan Game Interaktif di Website Tangkas Berinternet

Survei online dilakukan mulai Desember 2020 hingga Januari 2021, di 15 negara di kawasan Asia Pasifik dan Amerika Selatan.

Sampel yang dipilih untuk survei ialah berjumlah 4.704 orang tua dari anak yang berusia di bawah 18 tahun.

Tips untuk orang tua dibagikan oleh Lucian Teo, Global Lead, Online Safety Education, Google pada sesi QnA bersama media via Zoom (9/2).

Ia memberikan tips ini dari tiga kekhawatiran terbesar orang tua mengenai keamanan anak di dunia maya.

Lindungi identitas digital mereka

Dari hasil survei, ternyata menunjukan kekhawatiran terbesar orang tua ialah terkait privasi dan keamanan informasi anak-anak.

Orang tua mengaku cemas dengan risiko penipuan atau peretasan terhadap akun anak mereka.

Google memberik cara mudahnya untuk orang tua bisa melindungi informasi anaknya.

Baca Juga: 5 Modem WiFi 4G Rekomendasi, Murah dan Fleksibel Untuk Travelling

Yaitu, ajari anak cara untuk membuat sandi yang kuat dan tidak mudah ditebak.

Hindari sandi sederhana yang menggunakan nama, tanggal lahir, atau bahkan karakter kartun favorit.

Lalu selanjutnya, selalu gunakan platform yang sudah punya reputasi baik terkait keamanan pengguna.

Misalnya, kalau menggunakan layanan email seperti Gmail, kalian akan otomatis mendapatkan filter pengaman yang dapat mendeteksi email phising dan mencegah 99,9% serangan phising bahkan sebelum sampai ke kotak masuk.

Cara ini juga bisa diikuti oleh orang tua yang mungkin belum sepenuhnya paham terkait keamanan berinternet.

Ketahui dengan siapa yang mereka bicara

Pandemi ini membuat anak berada di rumah dan bersosialisasi melalui online melalui teks ketika bermain game.

Google mengingatkan orang tua harus sadar saluran komunikasi tersebut bisa dimanfaatkan orang tak dikenal yang berniat buruk untuk menghubungi anak-anak kita. Seperti di dunia nyata, kita harus tahu dengan siapa mereka bicara di internet. Lalu orang tua harus seperti apa?

Baca Juga: Mockup Desain Android 12 Bocor di Internet, Tampilkan Perubahan Besar

Perusahaan teknologi besar tersebut juga menyarankan orang tua untuk coba ajak bicara tentang game yang dimainkan atau video yang sedang anak tonton, serta juga ajak bicara mengenai orang-orang yang ditemui anak di dalam game.

"Saya selalu mengingatkan anak saya untuk langsung memberi tahu saya saat dia menemui situasi online yang membuat tidak nyaman. Lebih dari 70% orang tua di Asia-Pasifik tidak cukup yakin anak mereka akan memberi tahu mereka jika menemui situasi online yang tidak aman," ujar Lucian.

Ia melanjutkan, lebih dari sepertiga orang tua yang Google wawancarai tidak pernah berbicara dengan anak tentang keamanan online.

Dengan begitu, orang tua harus bekerja keras untuk meyakinkan anak bahwa mereka selalu ada untuk memandu dan melindunginya.

Cara lainnya sebelum cara yang pertama mengenai pemasalahan ini, orang tua bisa melihat terlebih dahulu game yang cocok untuk anak.

Tidak hanya konten yang diperiksa, melainkan memikirkan apakah game memungkinkan komunikasi online dengan orang lain.

Beberapa game multiplayer hanya menyediakan sedikit opsi interaksi sosial, seperti sekadar memberikan suka dan bukan chat tertulis.

Bila seperti itu berarti cukup banyak mengurangi risiko terjadinya interaksi sosial yang tidak diinginkan.

Baca Juga: Realme Targetkan 100 Toko Baru di Q1 Tahun 2021 di Indonesia

Tunjukkan konten yang sesuai dengan usianya

Berdasarkan hasil survei, orang tua juga memiliki kekhawatiran dengan konten yang tidak sesuai dengan umur anaknya ditemukan ketika bermain smartphone.

Ada fitur-fitur keamanan keluarga yang dapat dimanfaatkan orang tua untuk membantu melindungi anak dari konten yang mungkin tidak sesuai dengan usianya.

Akan tetapi, survei menunjukkan bahwa jumlah orang tua yang menggunakan fitur tersebut masih kurang dari 40%.

Google merekomendasikan fitur yang harus segera orang tua laksanakan untuk atasi kekhawatiran tersebut.

Yaitu SafeSearche di Google yang dapat membantu memfilter konten eksplisit di hasil penelusuran Google untuk semua jenis penelusuran, termasuk gambar, video, dan situs.

SafeSearch didesain untuk memblokir hasil penelusuran yang tidak pantas dari hasil penelusuran Google, misalnya pornografi.

Selanjutnya ada Family Link, yang memungkinkan orang tua untuk menambahkan filter pada Google Search, memblokir situs, dan hanya memberikan akses kepada orang yang diizinkan, atau melacak lokasi anak apabila dia memiliki perangkat sendiri.

Terakhir ialah gunakan YouTube Kids bukan YouTube biasa, pada YouTube Kids terdapat kontrol orang tua yang dapat membatasi waktu penggunaan, hanya menampilkan video yang disetujui, atau memilih konten video sesuai usia anak.

Baca Juga: Aplikasi Orami eCommerce Ibu dan Anak, Punya Tampilan dan Logo Baru

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya

Latest