Nextren.com - Otoritas penegak hukum di beberapa negara telah berhasil membongkar jaringan penjahat online yang digambarkan sebagai pembuat "malware paling berbahaya di dunia".
Malware bernama Emotet, bisa memperoleh akses ke komputer pengguna melalui lampiran email yang terinfeksi, termasuk dokumen "faktur, pemberitahuan pengiriman dan informasi tentang Covid-19," kata badan polisi Eropa Europol, yang mengoordinasikan upaya tersebut, dalam sebuah pernyataan Rabu.
"Malware Emotet bertindak sebagai pembuka pintu utama untuk sistem komputer dalam skala global," kata Europol, seperti dilansir dari CNN (28/1).
Setelah akses tidak sah ini dibuat, informasi ini dijual ke kelompok kriminal tingkat tinggi lainnya, dan melakukan kegiatan terlarang lebih jauh seperti pencurian data dan pemerasan.
Baca Juga: Cara Membedakan Aplikasi Ilegal dan Non Ilegal di Play Store Ala Pakar IT
Malware Emotet itu muncul kembali tahun lalu, karena merupakan pemain lama.
Menurut Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA) AS, Emotet mengalami peningkatan signifikan dalam aktifitas cyber jahat dengan menargetkan pemerintah negara bagian dan lokal lewat email phishing.
"Peningkatan aktifitas ini telah menjadikan Emotet salah satu ancaman terus menerus yang paling umum," CISA menambahkan.
Europol mendesak pengguna internet untuk memperbarui antivirus perangkat mereka dan lebih berhati-hati agar tidak menjadi mangsa serangan malware.
"Pengguna harus memeriksa email mereka dengan hati-hati dan menghindari membuka pesan dan terutama lampiran dari pengirim yang tidak dikenal," katanya.
"Jika sebuah pesan terasa terlalu bagus untuk terwujud, maka kemungkinan besar berisi Emotet dan email yang memohon rasa urgensi harus dihindari dengan cara apa pun."
Upaya global untuk mengambil alih kendali jaringan Emotet, yang dikenal sebagai botnet, dikeroyok oleh 8 negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Jerman, dan Belanda.