Serangan kejahatan siber kemungkinan akan memilih mengeksploitasi celah yang ada dalam kolaborasi online dan produktivitas perangkat lunak setelah datanya terbuka, dibandingkan dengan zero-days.
Baca Juga: Eaton Luncurkan UPS 9PX Berukuran Kecil dan Hemat Energi, Diklaim Aman dari Serangan Siber
Tim keamanan TI perlu merombak kebijakan dan perlindungan sistem bekerja dari rumah, untuk mengatasi kompleksitas lingkungan hibrid – yaitu di mana data kerja dan pribadi datang dalam satu perangkat.
Pendekatan dengan tidak mempercayai siapapun (zero-trust) akan semakin banyak dipilih untuk memberdayakan dan mengamankan karyawan yang tersebar.
Saat kita menggunakan integrasi dengan pihak ketiga, Trend Micro juga memperingatkan bahwa API yang terekspos akan menjadi vektor serangan pilihan baru bagi kejahatan siber, cara tersebut dapat memberikan akses ke data pribadi pelanggan, kode sumber, dan layanan back-end.
Sistem cloud adalah area lain di mana ancaman akan terus terjadi pada tahun 2021.
Contohnya serangan pembajakan, kesalahan konfigurasi, dan penyerang yang mencoba mengambil alih server cloud untuk menyebarkan gambar kontainer berbahaya.
Pada masa pandemi, Indonesia mengalami kejahatan siber cukup tinggi, yang memanfaatkan situasi COVID-19.
Pada Kuartal 3 2020, Trend Micro mendeteksi bahwa Indonesia merupakan negara dengan peringkat pertama di dunia yang mendapat serangan malware yang berkaitan dengan COVID-19 dengan jumlah 11.088.
Baca Juga: Korea Utara Dituduh Lakukan Hacking ke Sistem Keamanan Israel
Selain itu serangan Email Spam yang memanfaatkan COVID-19 juga cukup banyak terjadi di Indonesia, yaitu sebanyak 11.889,