Penyerangannya juga cukup sederhana, dengan malware dimuat ke smartphone, hacker bisa terhubung ke pengisi daya dengan menimpa firmware-nya.
Dan selanjutnya bisa menggunakan kabel USB tersebut sebagai senjata ketika mencolok ke smartphone lainnya.
Baca Juga: Setelah Twitter Dihack, Youtuber Chandra Liow Juga Terkena Hacking
Yang menarik di sini adalah bahwa malware mungkin sudah ada di sebuah perangkat yang mungkin akan diserang dengan memasukan kode berbahaya itu ke smartphone lain.
Ketika pertama kali smartphone terhubung ke pengisi daya cepat yang rentan, smartphone itu akan mengganti firmware-nya.
Jadi, ketika terhubung ke pengisi daya yang sama untuk menambah daya perangkat, smartphone akan kelebihan beban.
Peneliti sudah menemukan 234 pengisi daya cepat di pasaran dan mencoba 35 dari mereka.
Baca Juga: Kasus Hacking di Twitter Sedang Diselidiki, Targetnya Ada 130 Akun
Dari ke 35 disisihkan menjadi 18 yang memiliki masalah BadPower yang meliputi 8 brand teknologi.
Perangkat yang berjumlah 18 itu 11 di antaranya rentan terhadap serangan sederhana melalui perangkat yang juga mendukung protokol pengisian cepat, seperti smartphone.
Baca Juga: Twitter Tutup Akses Akun-Akun Centang Biru Setelah Kejadian Hacking
Menurut para peneliti, memang ada risiko pada perangkat dengan teknologi pengisian daya cepat, namun risiko lebih besar adalah dengan mereka yang tidak memilikinya.