Follow Us

Indonesia Ingin Ubah Rp 1.000 Jadi Rp 1, Ini Manfaat dan Tantangannya

None - Selasa, 07 Juli 2020 | 20:23
Ilustrasi redenominasi uang rupiah
Kemenkeu

Ilustrasi redenominasi uang rupiah

Keempat, sejatinya, redenominasi juga merupakan sinyal, bahwa roda ekonomi selama ini telah berjalan pada rel yang benar.

Dengan bahasa lebih lugas, redenominasi dapat menjadi instrumen bagi pemerintah dalam mendorong tingkat kepercayaan, baik kepada masyarakatnya sendiri maupun kepada pasar regional, internasional, dan global.

Baca Juga: Aonic 50 Rilis di Indonesia Seharga 7 Jutaan, Headphonenya Adam Lavine

Kegagalan Argentina

Pengalaman negara lain menunjukkan keberhasilan redenominasi menuntut stabilitas makroekonomi, inflasi yang terkendali, nilai tukar mata uang, dan kondisi fiskal.

Maka pemerintah dan BI perlu belajar dari kegagalan Argentina, yang melakukan devaluasi dengan redenominasi pada 2002.

Jangan sampai inflasi justru mendaki ketika pedagang berbuat nakal dengan membulatkan harga ke atas.

Misalnya, harga beras dari Rp 7.800 (uang lama) menjadi Rp 8 (uang baru).

Tampaknya itu hal sederhana dan sepele, tetapi bisa menjadi bola salju yang kian membesar ketika terus menggelinding kencang.

Baca Juga: Meski Situsnya Diretas, Pakar Keamanan Siber Menilai Data Tokopedia Masih Aman

Selain itu, pemerintah dan BI juga wajib mencermati tahap kedua dan ketiga.

Tahap kedua yang merupakan tahap sosialisasi dan tahap ketiga yang merupakan masa transisi, dapat menjadi titik kritis. Mengapa?

Editor : Nextren

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest