Follow Us

Indonesia Ingin Ubah Rp 1.000 Jadi Rp 1, Ini Manfaat dan Tantangannya

None - Selasa, 07 Juli 2020 | 20:23
Ilustrasi redenominasi uang rupiah
Kemenkeu

Ilustrasi redenominasi uang rupiah

Praktik redenominasi berbeda dengan sanering atau pemotongan nilai suatu mata uang menjadi lebih kecil dan tidak ada jaminan bahwa nilai tukarnya akan berubah. Indonesia pernah melakukan sanering pada 1962 dan 1965 ketika tingkat inflasi sangat tinggi, masing-masing mencapai 131 persen dan 650 persen.

"Contoh sanering, uang pecahan Rp 1.000 dipotong menjadi Rp 1."

"Ketika harga bawang merah dengan uang lama harganya Rp 30.000 per kilogram, harganya tetap tak berubah menjadi Rp 30.000 dengan uang baru," tulis Paul.

Baca Juga: Smartphone Flagship Vivo X50 Segera Rilis di Indonesia, Apa Bedanya Dengan Seri Lain?

Manfaat Redenominasi

Redenominasi memiliki beberapa manfaat.

Pertama, redenominasi akan mendorong mata uang rupiah lebih efisien dengan memotong beberapa nol.

Tegasnya, redenominasi akan menyederhanakan dan mempercepat penulisan angka pada society worldwide interchange financial telecommunication (SWIFT).

Dalam industri perbankan internasional dikenal alat komunikasi SWIFT untuk keperluan finansial dan non finansial tercepat saat ini.

Selama ini, SWIFT hanya menyediakan maksimal 14 digit (angka) dalam berita yang akan dikirim melalui SWIFT.

Baca Juga: Cara Membuka Situs yang Diblokir Tanpa Menggunakan Aplikasi VPN

Di sinilah satu negara yang memiliki pecahan uang dengan banyak nol akan mengalami kesulitan untuk menyebutkan angka di atas 99 triliun.

Editor : Nextren

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest