Follow Us

Induk XL Axiata di Malaysia Ingin Caplok Operator Telekomunikasi Lain di Indonesia: Indosat, Smartfren atau 3?

Wahyu Subyanto - Selasa, 26 Mei 2020 | 19:00
Petugas XL Axiata sedang melakukan pemeliharaan BTS
way

Petugas XL Axiata sedang melakukan pemeliharaan BTS

Menurut Jamaludin, Axiata Group dengan kapitalisasi pasar sekitar Rp 118 triliun (USD 8 miliar), telah melakukan uji tuntas tahun lalu.

Informasi tentang hal itu sebagian akan berguna, jika kesepakatan bisa terwujud tahun ini.

Jamaludin, yang akan pensiun akhir tahun ini, mengatakan Axiata juga sedang mencari kesepakatan bisnis di Malaysia dan Sri Lanka.

Baca Juga: Begini Cara Hentikan Push Notifikasi di Hape Xiaomi Agar Tak Menggangu

Perusahaan Axiata ini juga beroperasi di Bangladesh, Kamboja, Nepal, Pakistan, Myanmar, Thailand, Laos, dan Filipina.

“Saya berharap sebelum pensiun, setidaknya (kesepakatan) di satu negara terjadi. Entah Malaysia, Indonesia atau Sri Lanka, ”katanya.

"Pandemi COVID-19 menjadikannya suatu keharusan untuk berkonsolidasi, bahkan lebih dari sebelumnya, sehingga berdiskusi dengan semua pihak menjadi sangat penting," ujar Jamaludin.

Axiata, mayoritas sahamnya dimiliki oleh dana kekayaan negara Malaysia Khazanah Nasional Bhd dan dana terkait negara lainnya, pada bulan September 2019 lalu telah membatalkan pembicaraan dengan Telenor ASA Norwegia untuk membuat operator telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara.

Baca Juga: Inilah Deretan Smartphone yang Paling Dicari di Asia Tenggara

Namun tidak disebutkan alasan mengapa pembicaraan tersebut berakhir.

"Kami tidak mengesampingkan pembicaraan lebih lanjut dengan Telenor, tetapi pada titik waktu ini kami tidak membahas dengan serius dengan mereka," ujar Jamaludin.

Tahun lalu, CK Hutchison Holdings Hong Kong kabarnya akan menggabungkan bisnis nirkabel di Indonesia dengan XL Axiata.

Editor : Nextren

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest