Nextren.com - Tahun 2019 menjadi pencapaian yang baik bagi operator seluler XL Axiata.
Pasalnya saat itu XL meraih pertumbuhan pendapatan di atas rata-rata Industri telekomunikasi, yaitu tumbuh 9% dengan pendapatan mencapai Rp 25 triliun.
Seperti ditampilkan saat RUPS dan Paparan Publik di Jakarta (18/5), Nilai EBITDA XL Axiata juga tercatat tertinggi, yaitu mencapai Rp 10 triliun, serta mampu meraih laba bersih Rp 713 miliar, tertinggi sejak tahun 2013.
Bagaimana XL Axiata bisa mencapai pertumbuhan bisnis yang tinggi tersebut?
Ternyata mereka menerapkan tiga strategi utama yang fokus pada pelanggan.
Baca Juga: XL Axiata Rombak Komisaris dan Direksi serta Bagi Deviden dalam RUPS Tahunan 2020
Strategi pertama, XL Axiata memperkuat jaringan di Jawa dan luar Jawa.
Maka jaringan data 4G tak hanya kuat di Jawa, tapi berimbang dengan luar Jawa.
Program fiberisasi (pembangunan fiber optik) juga diteruskan untuk menyiapkan infrastruktur teknologi 5G yang bakal digelar beberapa tahun ke depan.
Strategi kedua, XL bisa mendorong upselling pelanggan lewat analytics dan strategi dual brand.
Upselling ini bisa diartikan menawarkan produk lebih tinggi harganya dengan benefit yang lebih banyak, sehingga membuat konsumen merasa untung meski dengan menambah sedikit biaya.