Baca Juga: Ini 4 Sensor Canggih Pengganti Pengawas Ujian SIM di Polri, Hasil Penilaian Lebih Akurat
Tak heran jika kebijakan penghapusan UN ini lantas dikaitkan dengan keberlangsungan lembaga Bimbingan Belajar (Bimbel).
Sebab, selama ini mereka menjadikan ujian nasional sebagai peluang untuk menggaet peserta bimbel.
Pun demikian, sejumlah lembaga bimbel mengaku siap beradaptasi dengan sistem baru, termasuk jika ujian nasional benar-benar dihapus pada 2021 mendatang.
"Bagi kami, penghapusan UN bukan ancaman tapi justru sebaliknya. Karena sejak awal, yang kami 'sentuh' adalah pemahaman siswa terhadap konsep, melalui pemanfaatan teknologi untuk men-deliver kurikulum secara lebih personal dan terintegrasi. Jadi apapun metode pengukurannya, tidak jadi masalah," ujar Fernando Uffie, Founder Kelas Pintar, dalam keterangannya.
Baca Juga: Ratusan Juta Hape Tak Terpakai Ternyata Didaur Ulang, 1 Ton Hape Tua Bisa Didapat 400 Gram Emas
Lebih lanjut Uffie menjelaskan bahwa peran teknologi dalam dunia pendidikan sejatinya memang tidak hanya berfokus pada nilai akhir, tapi prosesnya.
Teknologi harus bisa mencegah siswa dari kegagalan, baik secara akademis maupun non akademis.
"Dua atau tiga tahun ke depan, orang tua tidak akan bertanya kenapa anak saya mendapat nilai 5. Tapi mereka akan bertanya kenapa pihak sekolah tidak memprediksi sebelumnya dan memberi tahu usaha pencegahannya. Ya, saat itu kita bicaranya sudah analisa data," jelas Uffie.
Baca Juga: Inilah 2 Aplikasi yang Bisa Bantu Kamu Beli Buku Secara Online
Untuk itu, penghapusan UN dan penerapan kebijakan Merdeka Belajar secara umum, menurut Uffie mestinya bukan sebuah ancaman bagi lembaga bimbingan belajar, paling tidak untuk solusi pendidikan berbasis teknologi seperti Kelas Pintar.