Perjalanan Fa Hian itu ditulis dalam buku berjudul Fahueki.
Baca Juga: Daisy, Robot 18 Meter Buatan Apple yang Bisa Pisahkan 14 Jenis Mineral di Limbah iPhone Bekas
Jejak penjelajahan Fa Hian itu kemudian diikuti oleh Sun Yun dan Hwui Ning dalam perjalanan ziarah menuju India.
Catatan perjalanan lain yang memperlihatkan eksistensi Nusantara dalam ekspedisi bangsa China adalah yang ditulis oleh I Tsing.
Pada 671, Pendeta I Tsing berangkat dari Canton menuju Nalanda di India.
Perjalanan itu ditulis secara detail dalam buku Nan Hai Chi Kuei Fa Ch'uan dan Ta T'ang Si Yu Ku Fa Kao Seng Ch'uan.
Secara spesifik, arkeolog Uka Tjandrasasmita dalam buku Arkeologi Islam Nusantara (2009) menulis bahwa I Tsing dalam perjalanan dari India singgah di Shih Li Fo Shih, yang dikenal juga sebagai San Fo Tsi atau Fo Shih.
Baca Juga: WhatsApp Batal Pasang Iklan Di Layanannya, Kabar Baik Bagi Pengguna?
Arkeolog dan sejarawan George Coedes mengidentifikasi Shih Li Fo Shih sebagai Sriwijaya.
Identifikasi ini sebagaimana dikenali dalam prasasti tertua Kadatuan Sriwijaya di Sumatera Selatan.
Sejumlah catatan sejarah itu menginspirasi para penjelajah China untuk mendatangi Nusantara.
Salah satu penjelajah China yang kemudian memiliki pengaruh besar dalam perkembangan masyarakat Tionghoa di Indonesia adalah Laksamana Cheng Ho.