Kendaraan terbang ini akan beroperasi dengan gunakan listrik seutuhnya dan dapat digunakan sejauh 96 km sekali beroperasi.
Untuk menepis keraguan pada masalah keamanan, Hyundai hadirkan beberapa fitur di SA-1.
Pertama, penggunaan rotor pada kendaraan terbang telah disesuaikan agar tidak merusak seluruh bagian kendaraan bila rusak.
Baca Juga: Canggih! Paris Akan Siapkan Taksi Terbang untuk Olimpiade 2024
Kedua, terdapat parasut yang dapat segera digunakan bila kendaraan memasuki keadaan darurat.
Ketiga, rotor yang digunakan tidak sekencang dan seberisik helikopter, sehingga nyaman digunakan di daerah padat penduduk.
Pembagian kerja keduanya pun cukup jelas, Hyundai akan memproduksi kendaraan terbang, sementara Uber akan mengaktifkan layanan dukungan udara.
Tak hanya itu, Uber juga bertugas untuk menghubungkan antara penumpang di darat dengan kendaraan terbang melalui jaringan tertentu.
Bahkan, Uber dan Hyundai telah membahas model keberangkatan dan pendaratan kendaraan terbang tersebut.
Rencananya, bila regulasi telah memungkinkan, kendaraan terbang akan menggunakan kecerdasan buatan untuk beroperasi.
(*)