Nextren.com - Perkembangan teknologi drone makin canggih dengan kemampuan makin cerdas dan daya jelajah makin jauh.
Karena tak perlu dimuati manusia, maka ilmuwan bisa lebih maksimal mengeksplorasi segala teknologi penerbangan yang tersedia.
Bahkan Amerika Serikat sudah sering memakai drone canggih sebagai pesawat pengintai sekaligus penyerang yang sulit dideteksi radar, dan bisa dikendalikan dari jarak ribuan mil.
Indonesia tak mau ketinggalan dan punya drone yang juga cukup canggih.
Baca Juga: Perkenalkan Neon, Artificial Intelligence Baru Karya Samsung
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengalokasikan anggaran sebesar Rp 81 milliar untuk pengembangan Pesawat Udara Nur Awak (PUNA) atau drone pada 2020.
Nantinya drone yang memiliki tipe Medium Altitude Long Endurance (MALE) dan diberi nama Elang Hitam itu memiliki banyak keahlian, salah satunya melacak illegal fishing.
Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan bahwa Puna Male ini dapat terbang tanpa henti selama 24 jam dengan ketinggian jelajah hingga 23.000 kaki dan memiliki pengendalian multiple UAV secara bersamaan atau simultan.
Baca Juga: Seorang Fotografer Mencari Anak Hilang Dengan Sensor Panas Drone
"Dengan kecanggihan drone ini kami berharap bisa membantu permasalahan kita seperti melacak atau melakukan pemetaan terhadap suatu daerah, melacak penyelundupan," ujarnya di Bandung, Senin (30/12/2019).
"Juga pembajakan hingga pencurian sumber daya alam seperti illegal logging atau illegal fishing juga bisa. Jadi drone ini kinerjanya hampir sama dengan cctv," sambung Hammam.
Ia lantas menjelaskan, inisiasi pengembangan Puna Male ini telah dimulai sejak 2015 oleh Balitbang Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan proses perancangan basic design dengan pembuatan dua kali model terowongan angin dan telah diuji pada tahun 2016 dan 2018.