Nextren.com - Beberapa tahun belakangan ini bisa dibilang tahun keemasan bagi para pendiri startup di Indonesia.
Banyak investor kelas dunia berdatangan ke Indonesia, mendanai perusahaan startup mulai dari berskala kecil hingga yang kelas Unicorn seperti GoJek atau Tokopedia.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Next Indonesian Unicorns (Nexticorn) 2019, Rudiantara, mengemukakan kendala perusahaan rintisan (startup) untuk bisa bertahan lama.
Ditemui dalam gelaran Nexticorn International Summit ketiga di Jimbaran, Bali, Rudiantara berkata tingkat persentase kesuksesan startup hanya berkisar di angka 5%.
Baca Juga: Cumi, Startup Christian Sugiono Ini Raih Pendanaan dari East Ventures
Kegagalan tersebut, menurut Rudiantara, diakibatkan ketiadaan market validation.
Market validation sendiri adalah proses identifikasi startup, untuk mengetes apakah startup yang didirikan memiliki nilai ekonomi di masyarakat atau tidak.
"Jarangnya startup menjadi sustainable karena tidak ada market validation."
"Penting untuk mengetahui pula melihat daya beli masyarakat, keadaan politik, dan lain-lain. Bila semuanya solid, maka tidak ada yang meaningless," ujar Rudiantara di hadapan media di Bali, Kamis (14/11) lalu.
Baca Juga: Ralali , Startup Marketplace Khusus Bisnis di Indonesia Raih Pendanaan Rp 181 Miliar
Ia menambahkan, selain adanya market validation, pihaknya menambahkan penting adanya tracktion, yakni kecepatan perusahaan menarik masyarakat.
Dengan modal tersebut, dirinya berkata, sebuah perusahaan sudah mempunyai modal untuk masuk capital market yang bagus.