Ia mengatakan, dari pertemuan sesama pemeriksa fakta ini, ia mendapatkan wawasan mengenai berbagai kerja yang dilakukan di negara lainnya.
Sementara itu, Ketua Mafindo Septiawan Aji Nugroho, mengatakan, pertemuan pertama yang mempertemukan puluhan organisasi periksa fakta dari berbagai negara ini mendorong peningkatan kapasitas kerja cek fakta di masing-masing negara.
Baca Juga: Inilah 4 Ciri Berita Hoaks Menurut Kominfo, Jangan Mudah Terprovokasi
Selain berbagi pengalaman, para peserta juga mendapatkan wawasan mengenai penggunaan berbagai tools yang mendukung kerja cek fakta.
"Peningkatan usability Crowdtangle adalah salah satu hal penting bagi fact-checker untuk lebih mudah menggali informasi di Facebook."
"Kami menilai ada beberapa peningkatan yang diharapkan bisa membantu fact-checker melakukan tugasnya untuk debunking," kata Aji.
Menurut dia, pertemuan ini menjadi kesempatan yang baik untuk saling bertukar pengalaman baik dengan sesama fact-checker dari berbagai negara dan lembaga yang mengelola sertifikasi IFCN.
Baca Juga: Banyak Hoaks Beredar, Begini Cara Lapor Postingan Palsu di Instagram
"Sangat penting untuk ke depan saling kerja sama meningkatkan kapasitas fact-checker, sekaligus mengadopsi keunggulan maupun belajar dari lesson learned masing-masing negara," kata dia.
Media-media dan organisasi yang berpartisipasi dalam forum ini adalah media/organisasi yang telah tersertifikasi International Fact-Checking Network (IFCN).
Satu dari beberapa media di Indonesia yang telah tersertifikasi IFCN sejak Oktober 2018 adalah Kompas.com.
Melalui kerja cek fakta, para fact-checker melakukan konfirmasi apakah informasi yang beredar hoaks, fakta, maupun informasi yang butuh klarifikasi karena tak sepenuhnya benar atau salah.