(BACA:Tips Berbelanja Online yang Aman Saat Harbolnas, Awas Hacker!)
Sistem ini juga akan menghemat biaya dan waktu kerja untuk mengatur jadwal-jadwal penerbangan yang akan sangat menguras tenaga dan waktu jika dilakukan secara manual.
Sebelumnya Garuda menggunakan sistem yang dibuat perusahaan IT terkenal, Amadeus. Sistem yang digunakan bernama Crewlink. Hampir semua maskapai kelas Internasional menggunakan sistem Crewlink ini.
Keunggulan dari sistem ini adalah kehebatannya dalam mengatur jadwal maupun rotasi orang dan pesawat. Bahkan sistem ini pun juga dapat menangani sistem penerimaan pegawai atau rekrutmen maskapai.
Meskipun sistem ini pun tidaklah sempurna, seperti kasus yang menimpa RyanAir di Irlandia. Di mana maskapai tersebut dituntut oleh para karyawannya akibat adanya kekacauan yang menyebabkan beberapa karyawan tidak diakui di dalam sistem sehingga kehilangan pekerjaannya.
(BACA:Headset Bluetooth atau Headset Kabel? Manakah yang Lebih Baik?)
Belum lama ini, Garuda melakukan migrasi besar-besaran. Mereka berganti sistem dengan dalih demi efisiensi dan efektivitas. Garuda Indonesia memilih sistem Sabre yang dibuat oleh Sabre Holdings.
Berbeda dengan Crewlink, Sabre (Semi-Automated Business Research Environtment) sebenarnya dibuat untuk sistem distribusi travel agent.
Awalnya Sabre dibuat oleh American Airlines demi mengakomodir kebutuhan travel agent yang butuh akses langsung ke jadwal maskapai.
Perusahaan yang memiliki markas di Texas, Amerika ini kemudian berkembang dan sahamnya dibeli oleh Garuda untuk cabang Indonesia. Garuda membeli saham yang dimiliki konsorsium maskapai penerbangan di Asia Tenggara seperti Singapore Airline, Malaysia Airline, dan sebagainya.