Untuk merespon hal tersebut, mereka berupaya memperkuat ekosistemnya, salah satunya dengan meluncurkan secara komersial penyediaan kartu perdana khusus NB-IoT, jaringan di 31 kota serta solusi NB-IoT secara end to end dan customize, bagi ekosistem yang membutuhkan.
Feby menambahkan, dalam upaya pengembangan ekosistem NB-IOT ini, beberapa pihak diajak bekerja sama seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Kementerian Perindustrian.
Kerja sama lain dijalin dengan mitra penyedia perangkat, platform, dan system security yang sudah teruji.
Bagi kalangan pendidikan, jaringan NB-IoT ini dapat dimanfaatkan oleh para pengembang perangkat IoT baik dari pelajar/mahasiswa, juga industri di setiap kota yang telah terkoneksi.
Ke-31 kota/kabupaten tersebut adalah DKI Jakarta, Bogor, Bandung, Purwakarta, Majalengka, Cimahi, Cirebon, Tasikmalaya, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Mojokerto, Denpasar, Mataram, Medan, Binjai, Lhoksumawe, Lubuk Linggau, Padang, Pekanbaru, Batam, Tanjung Pinang, Bengkulu, Banjarmasin, Bontang, Palangkaraya, Samarinda, Pontianak, Makassar, dan Kendari.
Baca Juga: Kini Ada 900 Juta Perangkat Menggunakan Sistem Operasi Windows 10
Berikutnya, jaringan NB IoT ini diklaim akan terus dikembangkan hingga bisa menjangkau ke seluruh Indonesia.
Teknologi Jaringan NB-IoT
Secara teknis, jaringan NB-IoT prinsip kerjanya sama dengan teknologi selular secara umum.
Hal yang membedakan adalah modul komunikasi yang ada pada perangkat IoT, yang hanya dapat bekerja pada jaringan NB-IoT pada frekuensi 900 MHz (band 8).
Dengan menggunakan frekuensi yang rendah yaitu 900Mhz, jaringan NB-IoT dengan LPWA (Low Power Wide Area), artinya daya yang digunakan perangkat untuk berkomunikasi dengan jaringan sangat kecil.