Ponsel wisatawan asing yang ingin melintas dan masuk ke wilayah tersebut disita oleh para penjaga, dan pada saat itulah malware ini dibenamkan.
Baca Juga: Segera Update WhatsApp! Missed Call Saja Bisa Bikin Spyware Israel Menyusup Mencuri Data
Dikutip dariCnet, Kamis (4/7/2019), malware ini dapat bergerak dengan cepat dan mencari berbagai macam data pengguna.
Malware ini bisa melihat data-data secara rinci mulai dari nomor IMEI, alamat WiFi, informasi bluetooth MAC, informasi mobile wallet, nomor telepon, hingga rincian informasi untuk masuk ke dalam akun jejaring sosial.
Berdasarkan laporan, malware tersebut juga diketahui dapat mencari konten-konten yang berbau islami, seperti misalnya Al Quran.
Menurut Maya Wang, peneliti senior China di Human Right Watch, umat muslim Turki di wilayah Xianjiang memang kerap menjadi sasaran pengawasan sepanjang waktu.
Baca Juga: Karyawan Snapchat Ternyata Punya Akses Untuk Memata-Matai Pengguna
Wang pun mengatakan bahwa pengawasan yang dilakukan pemerintah China pada orang asing sudah jelas-jelas melanggar hukum.
"[Malware ini] menunjukkan bahwa orang asing pun menjadi sasaran pengintaian yang sedemikian besar, dan ini melanggar hukum," ungkap Wang.
Di wilayah Xinjiang, pemerintah China memang sangat ketat mengawasi penduduknya.
Di wilayah ini, pemerintah menaruh kamera pengintai di area berpenduduk yang dilengkapi dengan teknologi pengenalan wajah.