Meskipun memiliki potensi yang besar, e-commerce di Indonesia masih memiliki beberapa tantangan, antara lain jumlah produk lokal yang masih kalah kuantitas dibanding produk-produk impor dan edukasi konsumen tentang transaksi berbelanja online yang aman.
idEA mendorong keberpihakan terhadap industri ekonomi digital dan menjalin hubungan yang baik antara konsumen, pelaku industri dengan para mitra industri secara berkesinambungan.
Baca Juga : Cara Merekam Layar Dengan Suara dari Game dan Mic di Galaxy M20
Ignatius Untung, saat sedang memaparkan data terbaru mengenai E-Commerce di Indonesia.
"Salah satunya dengan mengintegrasikan kanal online ke ranah offline, melalui pameran Pasar idEA 2019,” papar Ignatius Untung S, Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA).
Selama 4 tahun terakhir, e-commerce di Indonesia mengalami peningkatan hingga 500%.
Riset terbaru Google dan Temasuk dalam laporan e-Conomy SEA 2018 menunjukkan bahwa ekonomi digital Indonesia tahun ini mencapai US$27 miliar atau sekitar Rp 391 triliun.
Angka tersebut menjadikan transaksi ekonomi digital Indonesia berada di peringkat pertama untuk kawasan Asia Tenggara dengan kontribusi sebesar 49%.
Baca Juga : Razer Phone 2 Akan Mendapat Upgrade Android Pie Dalam Waktu Dekat
Meski demikian, produk-produk asal Indonesia yang dijual di platform e-commerce masih di bawah 10 persen.
Sehingga menjadi tantangan bersama, agar membuat digital ekonomi dan e-commerce tidak hanya besar karena Indonesia sebatas sebagai market saja.
idEA ingin memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui aktivitas e-commerce dari masing-masing platform anggotanya.