Baca Juga : Samsung Beli Perusahaan Teknologi Kamera Israel Demi Dongkrak Kualitas Foto
Selain itu, level dari uap air yang ada di awan tersebut juga bisa dideteksi dengan tepat, sehingga bisa pula diperkirakan seberapa besar hujan yang akan datang.
Seperti yang dilaporkan oleh The Guardian pada 2015 lalu, pemerintah Jepang memberikan prioritas tinggi untuk prediksi hujan badai yang datangnya mendadak.
Karena sekitar 30 persen dari daratan Tokyo berada di bawah permukaan laut, dan persiapan untuk menghadapi banjir besar masih dianggap belummemadai.
Pada 2018 lalu, Reuters bahkan melaporkan bahwaJapan Society of Civil Engineers memperkirakan banjir besar di Tokyo bagian timur akan menelan korban lebih dari 2000 orang meninggal dan sebabkan kerugian 62 Trilyun Yen (sekitar 7929 Trilyun Rupiah).
Peneliti juga mempeerkirakan penyebab adanya peningkatan Guerilla Rainstorms di Jepangadalah karena perubahan iklim akibat pemanasan global.
Menurut laporan, tespermulaan dari sistem deteksi cuaca ini telah berlangsung semenjak 2018, dan pihak NICT berharap bisa secepatnya menggunakannyadi lapangan.(*)