Follow Us

Nafsu Untuk Makan Fast Food Lebih Besar Bila Kamu Kurang Tidur

David Novan Buana - Senin, 31 Desember 2018 | 16:53
Peneliti temukan hubungan antara nafsu yang besar untuk makan fast food dengan kurang tidur.
whaleoil.co.nz

Peneliti temukan hubungan antara nafsu yang besar untuk makan fast food dengan kurang tidur.

Laporan Wartawan NexTren, David Novan Buana

NexTren.com - Bila kamu sedang begadang bersama teman-temanmu, misalnya pada malam pergantian tahun ini, berhati-hatilah ketika kamu diajak untuk beli makanan fast food seperti McDonalds dan Burger King.

Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan pada Journal of Neuroscience, terbukti adanya pengaruh besar untuk ingin makan fast food ketika kamu kurang tidur.

Lebih parahnya lagi, otakmu tidak lagi mengabaikan harga ketika dihadapkan pada kondisi tersebut; intinya selama makan maka berapapun harganya akan dibeli.

Baca Juga : Kendalikan TV Pakai Gelombang Otak Bakal Terwujud Lewat Teknologi Samsung

Penelitian yang dilakukan tersebut melibatkan 32 lelaki yang sehat dengan skala umur antara 19 hingga 33 tahun.

Mereka semua diberikan makan malam yang sama, yaitu pasta, apple, dan yoghurt strawberry; kemudian mereka dibagi menjadi dua kelompok.

Kelompok pertama adalah yang dikirim pulang untuk tidur dengan normal, dan mereka diharuskan untuk tetap mengenakan alat untuk monitor gelombang otak.

Sementara kelompok kedua tetap ada di laboratorium, dan mereka dibuat untuk tidak tidur semalaman sambil disibukkan dengan bermain game bersama.

Kemudian mereka semua akan diperbolehkan pulang di pagi harinya sambil dinilai tingkat lapar, nafsu makan, tingkat gula darahnya, dan juga hormon yang berhubungan dengan stress.

Selain itu, mereka juga diberikan game yang memperlihatkan 24 buah gambar makanan snack seperti coklat dan 24 buah benda yang tidak bisa dimakan seperti topi dan cangkir.

Melalui permainan tersebut, peneliti meminta mereka untuk memberikan rating yang memperlihatkan seberapa besar mereka ingin membelinya saat itu.

Baca Juga : Gelombang Otak Bisa Jadi Password, Peneliti Sudah Tahu Caranya

Bahkan gelombang otaknya dimonitor pula dengan bantuan Magnetic Resonance Imaging (MRI) ketika melakukan pilihannya.

Seminggu kemudian, pesertanya diputar posisinya, yaitu yang sebelumnya diperbolehkan pulang menjadi tetap di sana untuk tidak tidur semalaman.

Hasilnya menunjukkan peserta yang pulang dan tidak pulang memiliki tingkat lapar yang sama di pagi hari, dan gula darah serta hormonnya memiliki kadar yang sama.

Hal yang tidak sama adalah peserta yang tidak tidur menunjukkan keinginan yang besar untuk membeli makanan fast food padahal harganya dibuat jauh lebih mahal.

Ternyata di dalam darah mereka terkandung Des-acyl ghrelin yang begitu tinggi, dan substansi tersebut berhubungan dengan hormon yang menimbulkan rasa lapar.

Sehingga orang yang kurang tidur merasa senang ketika melihat makanan, rela membayar mahal demi mendapatkannya; bisa jadi inilah penyebab orang yang begadang dan rajin membeli fast food di tengah malam menjadi obesitas.(*)

Source : Slashdot

Editor : Kama

Baca Lainnya

Latest