Laporan Wartawan NexTren, David Novan Buana
NexTren.com - Drama terjun bebasnya nilai Bitcoin pada November 2018 tampaknyatidak hanyamenghantam keras para investor, tetapi pelaku lain yang terlibat langsung.
Pihak tersebut adalah penambang atau miner Bitcoin, yang ada di garis depan dan menambang uang digital ini dengan menggunakan mesin berkekuatan tinggi.
Menurut laporan dari Bloomberg, nilaiHash Rate yang menjadi patokan kekuatan komputing untuk menambang Bitcoin secara global mengalami penurunan cukup besar.
Baca Juga : Nilai Bitcoin Kembali Terperosok Semakin Dalam, Kini Di Bawah $4000
Bloomberg menemukan bahwa setidaknya 24 persen penurunan terjadi pada akhir November 2018, dan menjadi yang terbesar sepanjang sejarah cryptocurrency.
Walaupun hal ini bisa saja mengindikasikan beralihnya penambang ke mata uang yang lain, tetapi laporan dari JPMorgan Chase & Co. menyatakan ada pemain di industri tersebut yang kehilangan sangat banyak uang akibat insiden November.
Jatuhnya nilai tersebut tampaknya menjadi pertanda bagi beberapapihak bahwa menambang Bitcoin sudah tidak lagi menguntungkan.
Menurut laporan yang disusun pada 23 November 2018 oleh Nikolaos Panigirtzoglou selaku ahli strategi dari JPMorgan, dijelaskan bahwa penambang tidak bisa lagimengimbangi biaya dengan keuntungan.
Dijabarkan di sana bahwa biaya break-even untuk menambang satu Bitcoin dengan menggunakan mesin Antminer S9 dari Bitmain adalah $7000, sesuai dengan laporan pada 16 November dari Fundstrat Global Advisor.
Dengannilai Bitcoin saat ini yang ada di bawah $4000, maka kerugiannya begitu besar dan tidak lagi bisa dibilangmenguntungkan.
Walaupun angka ini masih bisa diperkecil untuk miner skala kecil yang mampu mendapatkan listrik lebih murah, tetapi pemain besar tampaknya mulai mempertimbangkan untuk mundur.