Meta Beri Panduan Jelang Ramadan Agar Pelaku Usaha Gaet Banyak Konsumen

Jumat, 20 Januari 2023 | 12:30
Zihan Fajrin

Meta bagikan studi Ramadan 2023 yang dilakukan YouGov untuk pelaku usaha gaet banyak konsumen.

Laporan Wartawan Nextren, Zihan Fajrin.

Nextren.com - Metapada hari ini (19/1) mengumumkan studi Ramadan Insight 2023 yang dilakukan YouGov, untuk para pelaku usaha bisa menggaet lebih banyak konsumen.

Tentunya ada alasan mengapa Meta menghadirkan studi ini menjelang bulan Ramadan, agar brand atau pelaku usaha bisa memiliki persiapan.

Menurut, Pieter Lydian, Country Director Meta Indonesia, sepuluh hari sebelum bulan Ramadan, konsumen atau masyarakat sudah mulai mempersiapkan finansial untuk kebutuhan kedepannya.

Baca Juga: Meta Akan Batasi Iklan Untuk Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin

"Kita melakukan survei, surveinya itu mengatakan bahwa 10 hari sebelum Ramadan dimulai, planningnya itu dimulai, pembeliannya mungkin nanti, tapi perencanaanya 10 hari sebelumnya," ujar Pieter kepada media di Grha Niaga Thamrin, Jakarta Pusat.

Oleh karena itu, Meta ingin pelaku usaha atau brand bisa merencanakan campaign atau iklan dari jauh hari sebelum 10 hari tersebut.

Dari studi Ramadan 2023, Meta memiliki panduan bagi pelaku usaha untuk menyusun langkah yang tepat dalam memaksimalkan potensi pengembangan usaha melalui platform Meta.

Panduan Ramadan 2023 dari Meta berfokus pada 4 hal yang seluruhnya bermuara pada konten yang menghubungkan orang-orang pada kehangatan Ramadan dan saling berbagi dan menemukan inspirasi.

Baca Juga: Meta Luncurkan Variance Reduction System Untuk Cegah Diskriminasi Iklan

Hal pertama yang Meta lihat, Ramadan adalah momen kebersamaan.

Menurut survei, 94% konsumen di Indonesia pada bulan Ramadan senang melihat konten kebersamaan dan kehangatan di Facebook atau Instagram.

Selain itu, terdapat 13,4 juta interaksi yang menonjolkan kebersamaan dan silaturahmi di Instagram per bulan Mei 2022.

Sejumlah 82% dari mereka yang disurvei ikut berpartisipasi dalam kegiatan amal selama bulan Ramadan dan Idul Fitri, di mana 7,8 juta interaksi yang menunjukkan kebaikan di Facebook per Mei 2022.

Selanjutnya menurut Meta, Ramadan adalah momen ketika pengalaman personal dapat mendorong bisnis.

Di Indonesia, 4 dari 5 orang percaya bahwa merencanakan keuangan di bulan Ramadan dan Idul Fitri menjadi lebih penting, di mana 55% orang merencanakan belanja setidaknya 10 hari sebelum Ramadan dimulai.

Baca Juga: Meta Akan Hentikan Dukungan Pada Headset Virtual Reality Quest 1

Selain itu, 71% konsumen mengeksplorasi kategori produk yang berbeda pada saat Ramadan dibandingkan sebelum Ramadan, yang mana Makanan dan Pakaian tetap menjadi kategori belanja paling populer.

Studi ini juga melihat adanya tren pembelian paket berlibur yang meningkat dari tahun lalu.

Paket berlibur ini merupakan kategori yang sudah terencana dan bahkan pembelian terjadi sebelum Ramadan dimulai, selain kategori lain seperti barang-barang bermerek dan barang-barang untuk ibadah.

Dalam hal ini, Meta mengklaim masih mendominasi sebagai platform online top of mind untuk penemuan barang.

Baca Juga: Google, Apple, Perusahaan Big Tech Lainnya Alami Kerugian di 2022

Meta juga menyebutkan Ramadan adalah momen ketika konsumsi konten video dapat membuka peluang bisnis untuk terhubung melalui brand storytelling.

Berbicara mengenai konsumsi media, Indonesia menjadi negara dengan tingkat konsumsi video yang tinggi.

SYNC Study dan Bain dan Meta tentang Konsumen Digital Asia Tenggara menemukan, video di media sosial berperan penting bagi konsumen digital di Indonesia untuk mengambil keputusan, di mana 44% orang Indonesia suka menonton konten-konten video.

Hampir satu dari tiga responden Indonesia menonton video untuk mencari produk melalui media sosial, dan 40% dari responden tersebut memutuskan membeli produk dari konten-konten terkait hiburan dan streaming dari kreator konten.

Hal ini sejalan dengan studi dari Global Web Index (GWI) mengenai konsumsi media yang menyebutkan bahwa menonton konten video menjadi aktivitas utama bagi kelompok Millenials dan Gen Z saat mereka berada di media sosial.

Terutama untuk konten-konten terkait kebersamaan dan hiburan, yang keduanya bisa didapatkan di Facebook dan Instagram.

Baca Juga: Susul Twitter, Meta akan izinkan Donald Trump Kembali ke Platformnya?

Lalu dua dari tiga orang Indonesia menonton konten video tersebut dari platform-platform Meta.

Saat bulan Ramadan, menurut YouGov, 68% konsumen di Indonesia banyak menonton konten video, dan hal ini juga menentukan keputusan berbelanja mereka.

Dari data tercatat satu dari tiga orang menempatkan video online sebagai kanal utama untuk menentukan apa yang hendak mereka beli.

Tren konten video ini juga mendorong media dan konten kreator untuk membuat konten-konten yang diminati oleh orang-orang dan bisnis selama bulan Ramadan.

Baca Juga: Meta mengakuisisi Luxexcel Perusahaan Kacamata Pintar, Mau Bikin VR?

Survei Meta menunjukkan, selama bulan Ramadan, kategori konten yang banyak diminati di Indonesia adalah Komunitas dan Kebersamaan (84%) serta Hiburan dan Inspirasi (85%).

Hadirnya konten kreator selama bulan Ramadan dapat menjadi peluang bagi bisnis untuk memasarkan produk mereka secara digital karena satu dari dua konsumen di Indonesia mempercayai bisnis yang bermitra dengan kreator. Bagaimana dengan panduan terakhir dari Meta?

Meta juga juga mengatakan Ramadan adalah momen untuk terhubung lebih erat dengan pelanggan melalui Business Messaging.

Menurut survei, dua dari tiga orang lebih memilih berkomunikasi dengan bisnis melalui layanan perpesanan dibandingkan email dan telepon, dan selama bulan Ramadan.

Lalu delapan dari 10 konsumen menggunakan layanan perpesanan dan sekitar tujuh dari 10 konsumen telah menggunakan layanan perpesanan dari teknologi-teknologi Meta seperti WhatsApp, Instagram Direct Message, dan Facebook Messenger.

Tentunya panduan Ramadan 2023 yang dibagikan oleh Meta untuk para pelaku usaha memiliki sebuah harapan.

Baca Juga: Selesaikan Gugatan Cambridge Analytica Meta Harus Bayar USD 725 Juta

"Kami berharap insights Ramadan ini dapat membantu pelaku usaha meramu cara-cara strategis bagaimana mereka dapat membangun hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan dan terus mengembangkan bisnisnya," ungkap Pieter. (*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya