Laporan wartawan nextren, Ida Bagus Rai Artha Kusuma
nextren.com -Los Angeles menjadi salah satu kota yang cukup ikonik dan sering kita lihat dalam film seperti La La Land, battle los angeles, dan masih banyak lagi.
Namun salah satu kesulitan ketika menjelajah kota ini adalah tidak adanya transportasi umum yang mumpuni dan harus bergantung pada transportasi online seperti Uber.
Lalu bagaimana cara dan pengalaman memesan uber di negri asalnya, Amerika Serikat ?
Uber adalah salah satu layanan transportasi online asal Amerika Serikat yang pernah eksis juga di Indonesia dengan layanan motor dan mobil.
Baca Juga: Uber Siapkan Teknologi Pendeteksi Driver Atau Penumpang Pakai Masker
Baca Juga: Cegah Virus Corona, Uber Tutup Sementara Beberapa Akun Drivernya
Namun Uber memutuskan untuk menghentikan bisnisnya di Asia Tenggara pada tahun 2018 dan fokus di negara lain dengan persaingan yang berbeda.
Selan beberapa tahun, Uber ternyata sudah berkembang dengan berbagai layanan yang lebih beragam.
Sejujurnya ketika kami mencoba Uber lagi setelah sekian tahun, ada beberapa hal yang cukup mengkagetkan selain harga yang cukup tinggi bagi orang Indonesia.
Lalu bagaimana cara dan pengalaman memesan uber ketika berada di Amerika Serikat ?
Cara Memesan
Ketika berada di Los Angeles, pilihan trasponrtasi yang cepat dan praktis memang adalah uber, meskipun tersedia juga bus kota dan kereta bawah tanah.
Aplikasi Uber masih bisa didownload di app store untuk pengguna Apple dan play store untuk pengguna Android.
Sebagai catatan penting, Uber hanya mendukung pembayaran lewat kartu kredit atau debit dengan label jaringan bersama seperti Visa atau mastercard.
Atau bisa juga menggunakan Uber Cash yang bisa diisi ulang menggunakan kartu debit atau kredit.
Baca Juga: Lama Cabut Dari Indonesia, UBER Kini Punya Layanan Yang Beragam
Sedangkan untuk cara menggunakannya, Uber masih mirip dengan sejumlah aplikasi pemesanan transportasi online di Indonesia.
Masukkan tujuan, tentukan titik antar, dan tentukan metode pembayaran.
Lalu driver akan langsung menjemput ke titik yang telah ditentukan oleh penumpang.
Pengalaman
Kami memang terpaksa harus menggunakan Uber ketika jalan-jalan di Los Angeles, mengingat kota ini memiliki sistem transportasi umum yang tidak begitu baik.
Selama memakai Uber di Amerika, pengemudi hampir tidak pernah mengirimkan pesan "sesuai titik ya ?" Atau sejenisnya seperti yang umum terjadi di Indonesia.
Ketika sudah mendapatkan driver, pengemudi akan langsung saja menuju Titik yang sudah kita tentukan oleh penumpang.
Hal ini tampaknya memang didukung oleh tata kota Los Angeles yang cukup baik, dimana hampir setiap gedung punya parkiran gratis dan terbuka, serta setiap jalan memiliki ruang cukup untuk proses naik dan turun penumpang.
Baca Juga: Uber Siap Wujudkan Transportasi Mobil Terbang, Gandeng Hyundai
Baca Juga: Nasib Uber Makin Buruk, Kuartal Ini Rugi Sampai 5 Miliar Dolar
Di dalam aplikasi sudah tertera nama pengemudi, foto, jenis mobil, warna, dan nomor plat agar penumpang bisa langsung menemukan supir dengan mudah dan cepat.Sebagai tambahan, biasanya pengemudi akan menerima pesanan ketika sedang mengantar penumpang lain menuju tujuannya.
Biasanya titik tujuanpenumpang sebelumnya akan dekat dengan titik pick up penumpang selanjutnya, sehingga pengguna tidak perlu khawatir dengan waktu jemput yang akan lama.
Meskipun terkadang hal ini bisa jadi menyebalkan bagi yang sangat terburu-buru.
Baca Juga: Penelitian Buktikan Layanan Uber dan Lift Justru Menambah Kemacetan
Selama memakai uber di Los Angeles, kami tidak menemukan supir yang "talkactive" dan cenderung diam selama perjalanan.
Bisa jadi karena mereka tahu kami adalah turis dari Asia atau memang karakter bawaan driver uber demikian.
Hanya saja ada beberapa driver yang menyetel radiodengan lagu refrensi mereka dan ac yang kadang tidak dinyalakan.
Hal ini memang wajar karena suhu di Los Angeles yang berkisar belasan derajat celsius ketika kami kunjungi di bulan November.
Setelah sampai di tujuan, kita bisa memberikan tips dan rating melalui aplikasi uber.
Untuk di Los Angeles, kami sarankan untuk selalu memberikan tips 15 sampai 20% dari tarif di aplikasi.
Meskipun di dalam aplikasi sudah tersedia pilihan jumlah tip yang bisa diberikan, penumpang masih bisa memasukkan angka kustom sesuai keikhlasan.
Baca Juga: Aturan Baru Taksi Online Selama PPKM Level 4, Berlaku Sampai 2 Agustus
KesimpulanSecara keseluruhan, memakai Uber di Amerika cukup mudah seperti memanggil transportasi online di Indonesia.Namun bagi yang ingin menggunakan Uber, harap menyediakan kartu kredit atau debit yang bisa didaftarkan di aplikasi dan tentu saja uang yang cukup tinggi.
Perjalnan sekitar 1.6 km saja, kami harus membayar hampir $9 atau sekitar Rp 120 ribu.
Dengan harga tersebut,kami sudah bisa pulang dari palmerah ke bekasi naik taksi reguler yang jaraknya bisa mencapai 25 KM.
Harga ini memang sudah disesuaikan denga pasar amerika dan tampaknya tidak begitu berat bagi gaya hidup masyarakat Los Angeles.
Apakah worth it menggunakan uber di Amerika ?
Baca Juga: 8 Fitur Terbaru di Aplikasi MyBlueBird, Sudah Gak Pakai Argo Lho
Singkatnya iya untuk kunjungan singkat dan kepraktisan dibanding menggunakan bus umum yang relatif lebih sulit dan tidak aman bagi pemula.
Namun harga harus menjadi pertimbangan utama ketika menggunakan uber di kota dengan biaya hidup yang tinggi seperti Los Angeles.
(*)