Uber Siapkan Teknologi Pendeteksi Driver Atau Penumpang Pakai Masker

Selasa, 05 Mei 2020 | 11:09
Engadget

ilustrasi pengendara mobil Uber.

Nextren.com - Pengendara atau driver transportasi online harus menanggung resiko bekerja di luar ditengah wabah Covid-19 yang belum berakhir di beberapa negara.

Perusahaan transportasi online di Indonesia pun seperti Grab dan Gojek ikut memberikan upaya terbaik demi keamanan driver dan kenyamanan pengguna.

Upaya yang mereka lakukan antara lain ialah memberikan masker dan hand sanitizer untuk perlindungan diri dari virus mematikan tersebut.

Hal ini pun berlaku seperti Uber yang merupakan perusahaan transportasi online di Amerika Serikat.

Baca Juga: Cara Dapat Cashback 30 Persen Beli Pertamax dan Dexlite Lewat Aplikasi MyPertamina

Uber memiliki prosedur untuk penumpang ataupun driver menggunakan masker saat sedang berkendara.

Untuk menjaga keamanan driver dan penumpangnya, Uber memiliki teknologi pendeteksi orang yang di kendaraan tersebut memakai masker.

Hal ini pun dikonfirmasi oleh Uber di CNNBusiness, walaupun tidak diketahui detail teknologi seperti apa yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.

Uber pun diketahui memiliki fitur real time cek ID di aplikasinya untuk meminta driver mengambil foto selfie.

Baca Juga: Ini Cara Mudah Driver Bisa Akses Grab Academy Lewat Aplikasi

Layanan transportasi online di negara Amerika Serikat memiliki kesamaan dengan Indonesia yaitu di situasi yang terbilang kritis.

Karena layananan antar jemputnya tidak bisa digunakan karena social distancing, oleh karena itu perusahaan transportasi online di Indonesia memberikan upaya dengan menghadirkan layanan lain.

Seperti layanan pesan antar makanan, pesan antar barang yang bisa berupa barang berat dan barang pangan.

Dengan adanya teknologi dari Uber ini pun bisa membantu perusahaan tersebut tetap berjalan ditengah pandemi.

Baca Juga: Grab Bantu Driver Dapatkan Literasi Digital Bersama Microsoft

Melansir Engadget, bahkan perusahaan tersebut sudah memiliki rencana akan memutus kerja sekitar 20% staf yang mereka punya.

Pemangkasan pekerja pada masa seperti ini mungkin akan bisa bekerja bila pengguna atau pelanggan tetap menggunakan layanan perusahaan tersebut.

Grab pun dikabarkan sedang dengan kondisi keuangan yang tidak baik sehingga menawarkan para pekerjanya untuk cuti tanpa dibayar.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Sumber : Engadget

Baca Lainnya