Laporan Wartawan NexTren, David Novan Buana
NexTren.com - Tencent merupakan perusahaan raksasa di China, bisnisnya meliputi layanan terkait internet, hiburan, teknologi, danArtificial Intelligence; pengaruhnya bahkan sangat besar di skala global.
Raksasa tersebut mulai tahun depan akan membatasi waktu bermain gamer berusia dini dan remaja di China dengan diterapkannya sistem verifikasi menggunakan identitas KTP nasional di sana.
Untuk bisa memainkan game milik Tencent, yang bisa dibilang mendominasi pasar game di negara tersebut, gamer harus memasukkan nomor identitasnya.
Lalu akan dicocokkan dengan data kepolisian, termasuk kepemilikan perangkatnya dan nomor smartphonenya.
Baca Juga : Xiaomi Rancang Survival Game, Yakin Bisa Tantang PUBG dan Fortnite?
Menurut laporan dari The Verge, setidaknya sudah ada 10 game dari Tencent yang akan menggunakan sistem verifikasi tersebut di akhir tahun ini.
Tidak tanggung-tanggung, game yang terkena dampaknya antara lain PUBG, Arena Of Valor (AoV), dan League of Legends.
Langkah ini tentu saja memiliki pemicu yang mampu membuat raksasa teknologi tersebut bergerak sampai sedrastis itu.
Ternyata Tencent mendapatkan kritikan pedas dari surat kabar pemerintahPeople's Daily, yang mencap game AoV yang dimilikinya sebagai racun, karena telah membuat siswa sekolah tidak mengerjakan PR.
Lebih serius lagi, perusahaan ini juga mendapatkan tekanan hebat setelah Presiden Xi Jinping mengatakan banyak anak yang mulai rabun karena game, dan pemerintah mengambil langkah untuk melarang adanya game baru.
Akibat langkah pemerintah tersebut, Tencent mengalami kerugian sebesar $1,5 milyar karena tidak mampu meluncurkan game yang dibuatnya.