Nextren.com - Bisnis digital kian berkembang di tanah air. Tak sedikit pebisnis mulai beralih dan memanfaatkan teknologi digital dalam bentuk platform aplikasi, website hingga media sosial guna memperluas pasar mereka. Hal tersebut banyak dimanfaatkan oleh beberapa sektor usaha di Indonesia. Salah satunya, sektor peternakan.Perlu diingat menjadi peternak bukanlah hal yang mudah. Banyak yang harus diperhatikan dan dipersiapkan, mulai dari penyediaan kandang, pakan, bibit, waktu hingga biaya yang cukup besar untuk perawatan ternak-ternak tersebut.
(BACA :Sering Lupa Lokasi Parkir Mobil? Tandai Saja Lewat Google Assistant )Mungkin hal tersebut tidak akan menjadi sebuah masalah jika ia seorang peternak besar dan akan berbeda bagi peternak kecil. Tingginya biaya operasional dan bibit membuat banyak peternak kecil harus mengosongkan kandang mereka.Melihat proses dan pengerjaannya yang rumit, banyak orang ragu terjun menjadi seorang peternak. Apalagi, bagi seorang awam yang tinggal di perkotaan.
(BACA :Xiaomi Redmi 6 Pro Resmi Meluncur Seharga Rp 2 Jutaan, Speknya Mantap )
Namun, hal itu tak lagi jadi kendala, lantaran ada teknologi digital seseorang yang memungkinkan kaum urban memiliki ternak dengan cara berinvestasi.Kandang.in pun hadir sebagai perantara seseorang yang ingin beternak tanpa mau repot dengan tetek bengek dunia peternakan, dengan peternak yang tidak mempunyai modal. Platform website buatan dua anak muda asal Trenggalek, dan berpusat di Malang ini pun cukup digemari oleh para investor.Resmi berdiri sejak September 2017, Gilang Kurniaji, Founder Kandang.in menjelaskan, ide awal mendirikan Kandang.in sudah ada sejak tahun 2015 lalu.
(BACA :REVIEW Samsung Galaxy J7+: Kamera Mantap Meski Harga Agak Mahal )
Saat itu, dia berkunjung ke salah satu daerah terpencil di Jawa Barat dan melihat banyak rumah peternak yang memiliki kandang kosong."Jadi, awalnya saya ada kunjungan ke Jawa Barat dan saya lihat banyak peternak di daerah itu, baik ayam, kambing, maupun sapi.""Namun dari sekian banyak kandang di rumah-rumah peternak, banyak yang kosong," tuturnya. Setelah penelusuran lebih jauh, ketiadaan modal menjadi kendala utama.
(BACA :Xiaomi Mi 8 Series Laris Manis di Tiongkok, Kapan Masuk ke Indonesia? )
Tidak sampai di situ, rasa keingintahuan Gilang berlanjut ke berbagai daerah dan kampung halamannya di Trenggalek. Di sana, dia pun menemukan masalah yang sama pada beberapa peternak. "Saat saya survei ke beberapa daerah ternyata permasalahannya sama, tak punya modal.""Sayang sekali kandang yang mereka punya jika tidak dimanfaatkan," jelas Gilang.
(BACA :Alcatel 1, Android Go Paling Murah Cuma Sejutaan Dijual Di Rusia )
Akhirnya, bermodal uang tabungan, Gilang coba membantu beberapa peternak dengan sistem bagi hasil. "Hasilnya cukup menguntungkan," ujarnya.Setelah berhasil mengimplementasikan sendiri, Gilang pun mengajak rekannya, Ginanjar, untuk mengembangkan usaha ini di sistem digitalisasi. Awalnya, tahun 2016, mereka hanya mengajak orang-orang terdekat untuk bergabung pada usaha ini. "Namun, setelah melihat perkembangannya, kami akhirnya berpikir untuk mengembangkannya dengan memanfaatkan digitalisasi hingga menjadi seperti saat ini," ujarnya.
(BACA :Syarat dan Cara Pinjam Uang Lewat Hape Xiaomi, Waspada Bunga Tinggi )
Bagi hasil syariahGilang mengatakan, Kandang.in tak hanya mengincar para investor. Namun, ia juga sekaligus ingin membantu para peternak Indonesia untuk tumbuh dan berkembang dengan memanfaatkan teknologi digital dalam memperoleh pendanaan.Bagi calon investor yang ingin menanamkan modalnya melalui Kandang.in, cukup membuka website dan pilih 'Mulai investasi'. Lalu, akan muncul informasi peternak dan jenis ternak apa yang ingin didanai. "Jadi, saat calon investor membuka website Kandang.in, sudah tersedia daftar peternak yang sudah kami seleksi.