Ia juga mengatakan bahwa sebagai perempuan banyaknya merasa sulit untuk mencoba menjadi diri yang berani membuat pilihannya sendiri. Lalu bagaimana Kamila merepresentasikan tokoh dalam filmnya?
Kamila menjelaskan karena ia merasakan kesulitan tersebut, maka ia membuat karakter-karakter dalam film tidak sekadar hitam dan putih, mereka punya kelemahan tapi juga kekuatan.
Dalam membuat tempat yang aman bagi perempuan di Industri Kreatif ternyata membutuhkan waktu.
Menurutkritikus film Anupama Chopra dari India, secara perlahan Industri Kreatif mulai menerima perempuan ikut andil.
"Walau perlahan, percakapan mengenai representasi dan narasi memiliki pengaruh pada apa yang pada akhirnya tampil di layar. Diskusi seperti yang kita lakukan hari ini juga akan membantu," katanya.
Baca Juga: Mengapa Netflix Putuskan Untuk Menurunkan Biaya Langganan?
Hal ini juga didukung oleh cerita dari Manatsanun 'Donut' Phanlerdwongsakul, penulis Thai Cave Rescue.
Menurutnya pelaku film perempuan Asia semakin diperhitungkan, ia mengambil contoh ketika dirinya menonton film atau serial yang menampikan perempuan Asia, karakter yang tampil adalah ibu konservatif atau anak perempuan yang memberontak kepada keluarganya.
"Produser dan penulis punya peran untuk menghasilkan karakter yang lebih beragam, bukan hanya stereotipe," ucapnya.
Dengan begitu akan ada banyaknya sorotan terhadap keberhasilan perempuan, dalam mengubah cara pandang yang sudah dibangun.
"Akan ada lebih banyak ekspektasi, terutama bagi para kreator. Kita ditantang untuk menghasilkan konten yang lebih baik lagi dan bersikap lebih mawas diri tentang bias dari pihak lain sehingga dapat merepresentasikan budaya kita dengan lebih baik," kataMarla Archeta, sutradara dari film Doll House.
Dalam acara Netflix, Reflections of Me ini juga dihadirkan premiere film Hunger yang nantinya akan Nextren review. Nantikan ya sobat Nextren! (*)