Nextren.grid.id-Setelah melakukanPHK massal terhadap 10.000 karyawannya, kini Microsoft kembali memangkas pekerja di divisiArtificial Intelligence (AI).
Melansir laporanPlaformer, pemutusan kerja kali ini menimpa sejumlah karyawan yang tergabung dalam timethics and society(etika dan masyarakat). (14/3/2023)
Langkah ini kembali mempertanyakan komitmen Microsoft untuk memastikan desain produk dan prinsip-prinsip AI-nya.
Meskipun begitu, perusahaan mengatakan bahwa sebenarnya intensitas pekerjaan di divisi itu tengah meningkat.
Sehingga, perusahaan masih mempertahankan tim Office of Responsible AI (ORA), yang menetapkan aturan untuk AI yang bertanggung jawab melalui tata kelola dan kebijakan publik.
Baca Juga: Meta Bersiap PHK Massal Gelombang 2, Berdampak pada 7500 Karyawan?
Namun, para karyawan mengatakan kepada Platformer bahwa tim etika dan masyarakat sangatlah penting untuk keberlangsungan proyek.
Tim ini diklaim bertanggung jawab untuk memastikan prinsip-prinsip AI yang bertanggung jawab dari Microsoft dapat benar-benar tercermin dalam desain produk yang dikeluarkan.
Tim tersebut baru-baru ini bekerja untuk mengidentifikasi risiko yang ditimbulkan oleh integrasi teknologi OpenAI oleh Microsoft di seluruh rangkaian produknya.
Narasumber Platformer mengatakan bahwa tekanan dari kepala teknologi Kevin Scott dan CEO Satya Nadella semakin meningkat.
Hal ini dilakukan untuk menghadirkan model OpenAI terbaru, serta versi berikutnya, ke tangan pelanggan secepat mungkin.
Model bahasa baru yang dimakan GPT 4 ini diklaim "lebih kuat daripada ChatGPT dan dikustomisasi secara khusus untuk pencarian."