Hal tersebut terjadi karena remaja terus-menerus melihat kehidupan orang lain atau teman sebayanya di media sosial.
Baca Juga: Ingin Sehat Mental? Lawan Rasa Takut Ketinggalan dan Hapus Media Sosial
Tak hanya itu, melihat konten-konten di media sosial menuntur seorang remaja untuk tampil lebih sempurna.
Orang-orang di media sosial memang cenderung membagikan momen paling bahagianya dibandingkan momen terpuruknya.
Padahal tidak semua kehidupan seseorang sempurna, namun hanya momen bahagianya saja yang ditampilkan.
Hal tersebut menimbulkan harapan yang tidak realistis dan terus menerus tertekan untuk mencapai kesempurnaan.