:grayscale():blur(7):quality(50)/photo/2024/12/21/poco-kaleidoskop-2024jpg-20241221073803.jpg)
:grayscale():blur(7):quality(50)/photo/2024/12/21/produktif-bersama-iqoo-13-di-tah-20241221110818.jpeg)
:grayscale():blur(7):quality(50)/photo/2024/12/21/batik-resources-center-1jpeg-20241221075646.jpeg)
"Kalian tahu trend live kayak kayak gini? kepikiran nggak kalau ini kayaknya semacam komunitas gitu, para orang tua dibayar buat live begini. Dan kayaknya bukan orang tua kandung yang punya akun," ujar tweet tersebut.
Baca Juga: TikTok Bagikan Video dan Kreator Paling Tren Selama Tahun 2022
Keluhan terkait tren konten membahayakan diri di TikTok Live juga diajukan oleh komika sekaligus influencer Tretan Muslim melalui akun Instragamnya.
Tretan Muslim mengunggah hasil rekaman video live yang menunjukan wanita lansia sedang mandi tengah malam di TikTok.
"Jam 1.30 dini hari ibu ini bisa hypothermia... Bruuh you should do something @kemensosri," tulis Tretan dalam unggahannya.
Baca Juga: TikTok Update Sistem Deteksi Konten Berbahaya, Bebas Dari Video Porno
Dari sudut pandang penulis, kemunculan tren TikTok live yang cenderung self-harm ini tak terlepas dari pengaruh konten kreator YouTube yang membudayakan konten "nyentrik" yang berlebihan.
Sejak masa pandemi, kita melihat banyak YouTuber memproduksi konten prank, klik-bait, bahkan konten yang melanggar hukum.