Indikator kesehatan lainnya pun mengalami peningkatan, seperti imunisasi balita di angka 91.8 persen dan persalinan di fasilitas kesehatan mencapai 100 persen.
“Artinya setiap persalinan di Kota Demak di bawah pengawasan tenaga kesehatan profesional,” ungkap Eisti’anah.
Terkait kunci sukses, Eisti’anah mengaku, upaya tersebut tak ia lakukan sendirian. Terdapat berbagai macam pihak yang ikut serta dalam kegiatan ini, termasuk tenaga kesehatan.
“Berbagai kolaborasi kami lakukan untuk mencegah stunting, termasuk kerja sama dengan berbagai pihak,” ungkapnya.
Untuk memudahkan komunikasi antara ibu hamil dengan petugas kesehatan yang ada di Kabupaten Demak, Eisti’anah pun menggagas Cengkeraman Mata Elang. Selain itu, hadir juga acara Tembiring Creative Fun (TCF) untuk menikmati hiburan yang berujung pada peningkatan kebahagiaan warga.
Smart Environment: Kota Madiun
Kota Madiun memiliki lokasi yang unik karena diapit oleh 11 kabupaten dengan total penduduk 10 juta. Keunikan ini pun menjadi potensi yang coba dimanfaatkan Pemerintah Kota Madiun dengan membuat destinasi wisata yang menarik wisatawan sekitar.
Akan tetapi, Kota Madiun sebenarnya memiliki masalah klasik, yaitu banjir. Kegiatan ekonomi warga juga menyebabkan kondisi kota yang kotor dan kumuh.
Faktor lingkungan inilah yang kemudian menjadi fokus pembangunan kota cerdas di Kota Madiun. Beberapa inovasi pun dilakukan, seperti membangun kantong air dan sumur resapan di daerah rawan banjir. Selain itu, Pemerintah Kota Madiun membuat sistem ducting alias jaringan jaringan listrik dan komunikasi di bawah tanah. Sistem ducting ini pun memungkinkan trotoar yang lebih nyaman karena tidak ada kabel yang berseliweran.
Sementara untuk penanganan sampah, Pemerintah Kota Madiun melakukan berbagai program. Salah satu contohnya program Merambah Emas (Mengubah Sampah menjadi Emas) yang merupakan program bank sampah untuk warga. Warga dididik untuk memilah sampah dari rumah, kemudian menyerahkannya ke bank sampah untuk mendapatkan insentif finansial. Dengan kerjasama dengan Pegadaian, insentif ini pun bisa diubah menjadi tabungan emas.
Berkat semua inovasi itu, wajah Kota Madiun pun perlahan berubah. Banjir berkurang, kebersihan pun meningkat.
“Kini banjirnya bukan air, tapi banjir manusia,” ungkap Walikota Madiun, Maidi merujuk semakin meningkatnya kunjungan warga sekitar ke Kota Madiun.