Adapun perusahaan yang mulai meninggalkan Twitter adalah GM, Audi, Pfizer, General Mills, Volkswagen, dan perusahaan besar lainnya.
Perusahaan-perusahaan besar tersebut diprediksi tak mau beriklan di Twitter karena mewaspadai kemungkinan perubahan kebijakan Twitter serta kepergian para top eksekutif.
Sementara itu, The New York Times melaporkan munculnya keprihatinan dari kelompok industri tentang keamanan brand Twitter di bawah Elon Musk.
Salah satu perusahaan perikalanan terbesar dunia, IPG, bahkan mengeluarkan rekomendasi bagi klien mereka untuk menghentikan sementara aktivitas advertising di Twitter.
Baca Juga: Elon Musk Sah Jadi Pemilik Twitter, Nilai Kripto DOGE Naik 111 Persen, Kok Bisa?
Elon Musk juga ditakan oleh kelompok aktivis HAM yang menyerukan pengiklan untuk memboikot Twitter.
Kelompok aktivis menyebut Twitter sebagai platform tidak bermoral, berbahaya, dan sangat merusak demokrasi.
Twitter juga disebut sebagai media untuk memicu ujaran kebencian, penolakan pemilu, dan teori konspirasi.
Baca Juga: Pasca Dibeli Elon Musk, Twitter Bakal Patok Tarif Verifikasi 300 Ribu Per Bulan
Elon Musk mengkonfirmasi bahwa Twitter telah kehilangan banyak keuntungan karena kelompok aktivis menekan para pengiklan.
Salah satu orang terkaya di dunia ini menuliskan tweet yang menggambarkan kondisi tersebut pada 4 November kemarin.