Dilansir dari Social Media Today, TikTok memperluas iklannya yang memfasilitasi penggunanya untuk mendapatkan informasi mengenai suatu produk jualan, bernama Shoppertainment.
Untuk memahami kapasitas atau pemahaman yang akurat serta mendalam mengenai Shoppertainment ini, TikTok meminta Boston Consulting Group untuk melakukan survei.
Boston Consulting Group melakukan survei di enam negara yang tergabung pada APAC (Asia Pacific Accreditation Cooperation), yaitu Korea Selatan, Jepang, Australia, Vietnam, Thailand dan Indonesia.
Survei tersebut dilakukan untuk mencari tahu pandangan berbelanja pengguna TikTok, implementasi iklan seperti apa yang diinginkan, serta bagaimana pengguna TikTok tertarik melihat produk sebuah brand.
Baca Juga: TikTok For You Stage Akan Hadir, Ada PSY Sebagai Bintang Tamu
Survei tersebut menemukan bahwa cara konsumen membeli barang sudah berubah, dan perubahan ini menyulitkan sebuah brand atau produk mendapatkan hasil langsung dari kampanye yang dilakukan.
Survei tersebut menemukan 46% membeli pada hari yang berbeda-beda, dan 86% persen pembeli kerap beralih pada aplikasi lain saat mencari barang yang hendak dibeli.
Kombinasi dari dua temuan tersebut juga menunjukan terdapat 34% orang yang ragu dengan sebuah produk dari suatu brand, maka untuk itu sebuah brand perlu membangun koneksi yang lebih baik lagi dengan konsumennya.
Untuk itu, mengurangi iklan adalah salah satu kunci bagi Shoppertainment.
Semakin banyak iklan yang muncul, semakin ragu atau semakin banyak distraksi bagi seseorang untuk membeli suatu produk.
Namun dengan iklan yang lebih efektif, yang lebih selaras dengan kebiasaan berbelanja pengguna TikTok, suatu produk mungkin lebih banyak dibeli.