Laporan Wartawan Nextren, Zihan Fajrin.
Nextren.com - Ericsson kemarin (20/10) meluncurkan radio 6626 yang memiliki beberapa keunggulan untuk bantu provider implementasikan jaringan 4G dan 5G di Indonesia.
Saat ini Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) menggunakan radio 6626 milik Ericsson untuk Proyek Integrasi Jaringan dan Penambahan Kapasitas.
Radio 6626 dari Ericsson merupakan radio unik dual-band tiga sektor yang dirancang untuk meminimalkan footprint.
Baca Juga: Laporan Ericsson: Data Traffic Seluler Meningkat Selama 10 Tahun
Tepanya hingga 50 persen konsumsi energi yang lebih rendah, sehingga bisa dibilang radio 6626 cukup ramah lingkungan.
Ericsson juga membuat radio ini dengan bobot seminimimal mungkin dan memungkinkan untuk dapat menggunakan kembali kabel yang ada.
"Peluncuran Radio 6626 yang canggih dan hemat energi di Indonesia akan membantu Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) untuk mengurangi konsumsi daya jaringan dan meningkatkan kapasitas secara signifikan," ujar Jerry Soper, Head of Ericsson Indonesia kepada media di kawasan Jakarta Selatan, (20/10).
Dengan mengurangi footprint, Ericsson mendukung komitmen pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan mempromosikan pembangunan bisnis yang berkelanjutan.
Baca Juga: Unboxing Infinix Hot 20 5G, HP Gaming RP 2 Jutaan dengan NFC
Ericsson Radio 6626 akan menunjang IOH dengan fitur yang akan meningkatkan kapasitas sekaligus memungkinkan upgrade site yang efisien dan mempercepat time-to-market (TTM) berbagai layanan 5G.
Selain itu, Radio 6626 akan memungkinkan pemanfaatan spektrum secara menyeluruh yang akan meningkatkan penghematan biaya IOH.
Ericsson yakin dengan teknologi barunya ini bisa menghadirkan pengalaman yang lebih baik lagi bagi pelanggan.
Jerry juga menyinggung soal Net Zero Emission (NZE) sebuah misi dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada tahun 2060.
Misi NZE dibuat demi menanggulangi perubahan iklim tengah diperkuat dengan perumusan sejumlah kebijakan, khususnya di sektor energi.
Ericsson pun ingin membantu misi pemerintah tersebut dengan menghadirkan radio 6626.
Baca Juga: IOH Rilis Platform IDE, Gimana Nasib Jaringan Indosat untuk UMKM di Daerah Terpencil?
"Selain itu, kami percaya melalui solusi ini kami dapat mempercepat transformasi digital di Indonesia dan mendukung pemerintah untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau bahkan lebih cepat," ungkap Jerry.
Untuk IOH mengatakan keuntungan radio 6626 yang sudah ia gunakan untuk mengimplementasikan jaringan.
Menurut Desmond Cheung, CTO of Indosat Ooredoo Hutchison, radio ini membantu IOH untuk meminimalisir konsumsi daya dan bobot menara menggunakan teknologi hijau.
Baca Juga: Begini Nasib Jaringan 5G di Indonesia, Ericsson: Tergantung Spektrum!
Kesiapan 5G
Jaringan 5G sudah digembor-gembor sejak tahun 2021, namun untuk dihadirkan secara merata dan kesiapan provide masih menjadi pertanyaan.
Desmond dari pihak IOH menanggapi pertanyaan banyak orang mengenai kesiapan jaringan 5G di Indonesia.
Menurutnya IOH sudah sangat ready untuk implementasi 5G dengan sangat cepat tahun depan karena radio dan semua jaringan yang dimiliki perusahaan untuk 5G terbilang siap.
Lalu untuk jaringan transmisi seperti cloud computing dan EDGE computing sudah disebar di seluruh jaringan Indonesia.
Sehingga yang membuat persiapan 5G belum ada didepan mata ialah soal lisensi dari pemerintah.
"Semua requirement dan kapabilitas ini memungkinkan kita untuk bergerak ke 5G secara cepat. Once kami sudah mendapat lisensi dari pemerintah, kami akan menjadi salah satu yang bergerak (ke arah 5G) dengan sangat cepat," jelas Desmond. (*)