Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

Teknologi Kunci Dibatasi Pemasok, Calon Drone Militer Buatan Indonesia Diubah ke Drone Sipil

Wahyu Subyanto - Senin, 19 September 2022 | 19:43
Drone kelas Medium Altitude Long Endurance (MALE) buatan Indonesia di PT Dirgantara Indonesia
Kementrian Pertahanan

Drone kelas Medium Altitude Long Endurance (MALE) buatan Indonesia di PT Dirgantara Indonesia

Nextren.com - Sejak lama ilmuwan di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan drone sendiri, yang awalnya untuk kebutuhan militer, yaitu untuk melakukan pengintaian di wilayah terluar Indonesia.

Namun akhirnya BRIN mengalihkan proyek drone kombatan Elang Hitam dari platform militer ke versi sipil.

Maka terhentilah ambisi Indonesia memiliki drone militer jenis medium-altitude long-endurance (MALE) untuk meningkatkan kemampuan militer sirna.

Dilansir kompas.id, drone Elang Hitam mampu terbang di ketinggian menengah sekitar 15.000-30.000 kaki (3-10 km) dan mampu terbang selama 24-30 jam.

Elang hitam mempunyai panjang 8,3 meter dengan rentang sayap 16 meter.

Baca Juga: Drone Shahed-136 Berjangkauan 2000 Km Buatan Iran, Andalan Dalam Perang Rusia Ukraina

Menurut Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, proyek Elang Hitam bukan dihentikan, tapi dialihkan ke versi sipil.

“Program PUNA (pesawat udara nir awak) dilakukan refokusing untuk tujuan sipil (ISR) dan bukan kombatan,” kata Laksana kepada Kompas.com, Senin (19/9/2022) pagi.

Menurut Laksana, keputusan pengalihan diambil setelah evaluasi dan audit mendalam pasca-kegagalan Elang Hitam terbang dalam momen uji coba pada Desember 2021.

Pengalihan ini juga akibat berbagai masalah teknis lain yang berhubungan dengan mitra pemilik “teknologi kunci”.

“Kami sudah melaporkan dan mendiskusikan hal ini dengan Tim Menko Ekonomi sebagai penanggungjawab PSN (proyek strategis nasional),” ujar Laksana.

Setelah beralih ke versi sipil, maka pasar drone Elang Hitam kini diklaim lebih menjanjikan.

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x