Follow Us

Musim Dingin Tiba! AS dan NATO Geram Putin Manipulasi Harga Energi di Perang Rusia Ukraina

Khoiruddin Yusup - Sabtu, 10 September 2022 | 17:10
Ilustrasi pipa gas Uni Eropa dan Rusia
Massimo Vernicesole/Getty Images

Ilustrasi pipa gas Uni Eropa dan Rusia

Nextren.com -Amerika Serikat (AS) dan Sekutunya NATO (Pakta Pertahanan Atrlantik Utara) nampaknya kesal dengan langkah Rusia yang Terus memanipulasi Harga Energi untuk menyudutkan mereka.

Kekhawatiran ini muncul dikarenakan negara-negara Eropa yang notabene adalah anggota NATO mulai memasuki musim dingin yang membuat mereka mebutuhkkan ketersediaan energi yang banyak.

Kedua belah pihak mengadakan pertemuan secara mendadak Sekertaris Negara Amerika Serikat (AS) Antony J. Blinken pada Jum'at setelah ia memberikan paket bantuan senjata tambahan AS kepada pihak NATO.

Baca Juga: Ikut Campur Lagi! AS Kirim Bantuan ke Anggota NATO di Perang Rusia Ukraina

Dikutip dari The New York Times, memperingatkan bahwa Vladimir Putin telah memanipulasi ketersediaan energi ke Ukraina untuk menciptakan kelangkaan yang merugikan konsumen dan bisnis. (9/9/2022)

Menurutnya, hal ini dilakukan Rusia agar negara-negara eropa enggan kembali mendukung Ukraina.

Ia menegaskan bahwa AS akan membantu negara anggota NATO untuk menghadapi biaya pemanasan yang mahal karena cuaca dingin di benua biru itu.

Kedepannya ia yakin anggota NATO akan menjadi lebih kuat apabila mereka bisa membiasakan diri untuk tidak lagi bergantung pada energi yang dikirim dari Rusia.

Rentetan pipa gas Perusahaan Operasional Gas Alam Ukraina (GTSOU).
Shutterstock/Polishnews.co.uk

Rentetan pipa gas Perusahaan Operasional Gas Alam Ukraina (GTSOU).

Senada dengan Blinken, Sekertaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyerukan kekompakan para anggota Pakta itu untuk beberapa bulan kedepan agar bisa bertahan dari pengurangan suplai energi oleh Rusia di musim dingin.

"Kita semua akan membayar biaya yang lebih mahal apabila Rusia dan rezim otoriter lainnya merasa agresi mereka dituruti." tambah Stoltenberg.

Source : The New York Times, Intellinews

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya

Latest