"Shoppertainment menggabungkan konten, culture, dan kegiatan penjualan dengan cara yang mulus," ujar Sam Singh, Vice President of Global Business Solutions, TikTok APAC.
Dengan pendekatan tersebut, Singh berpendapat brand dapat berinteraksi dengan audiens selama berbelanja, tanpa terlalu 'berjualan' secara terang-terangan.
Studi ini mengungkapkan bahwa konsumen di Asia Pasifik mengharapkan brand untuk fokus pada hiburan, sebelum memberikan informasi produk dan langkah untuk membelinya.
Hal ini dilakukan untuk mengajak konsumen beralih dari tahap awareness ke tahap desire, dan akhirnya maju ke tahap conversion, secara mulus.
Baca Juga: Karyawan Apple Terancam Dipecat karena Upload Video Tips iPhone di TikTok
Kesenangan dan hiburan
81% responden mengharapkan konten bercerita dan pendidikan, sementara 76% responden mengaku tertarik pada format video-first.
Konten tersebut dapat dibuat oleh influencer dan kolaborasi brand yang ditampilkan melalui TV belanja atau livestreamdan dibalut unsur komedi.
Baca Juga: TikTok Hadirkan Program Untuk UMKM Kembangkan Bisnis di Aplikasi
Kredibel dan asli
71% responden menemukan bahwa orisinalitas atau authenticity penting dalam membuat konten menarik.
TikTok menyarankan para brand dapat menciptakan sentimen brand yang autentik, dengan ulasan yang kredibel dan percakapan komunitas yang terbuka dan menarik.