Nextren.com -Presiden Turki Tayyip Erdogan bertemu dengan Presiden Russia pada Jumat (6/8) untuk membahas kerja sama Rusia-Turki.
Tayyip Erdogan dan Putin berbincang selama 4 jam di kota Sochi Rusia untuk membahas pentingnya ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia untuk mengatasi inflasi dan ancaman krisis pangan Turki.
Namun, kedekatan Turki dengan Rusia ini dianggap sebagai ancaman bagi negara-negara Barat.
Dilansir dari Financial Times, negara-negara Barat semakin khawatir tentang kerja sama ekonomi yang semakin intens antara Tayyip Erdogan dan Putin.
Negara Barat memperingatkan Turki bahwa negara anggota NATO dapat memberikansanksi jika Turki terbukti membantu Rusia menghindari sanksi ekonomi Barat.
Baca Juga: Kremlin Sebut Negosiasi Perjanjian Nuklir AS-Rusia Mepet, Krisis Nuklir di Depan Mata?
Laporan Financial Times menyebutkan 6 pejabat negara Barat merasa prihatin atas kerja sama Turki dan Rusia dalam sektor perdagangan dan energi.
Seorang pejabat Uni Eropa mengatakan bahwa mereka secara aktif memantau kerja sama Turki-Rusia dan menyuarakan keprihatinan bahwa Turki semakin menjadi platform untuk perdagangan dengan Rusia.
Beberapa pejabat lainnya menggambarkan perilaku Turki terhadap Rusia "sangat oportunistik".
"Kami mencoba mebuat masyarakat Turki memperhatikan kekhawatiran kami," ujar salah satu pejabat Uni Eropa sebagaimana dikutip dari Financial Times.
Tak hanya Uni Eropa, Amerika Serikat (AS) juga berulang kali memberi peringatan kepada Turki bahwa negara-negara yang membantu Rusia menghindari sanksi akan menjadi musuh AS.
Wakil Menteri Keuangan AS Wally Adeyemo berteu dengan pejabat Turki dan bankir Istanbul pada bulan Juni untuk memperingatkan mereka agar tak menjadi "penyalur uang ilegal" Rusia.