Kremlin Sebut Negosiasi Perjanjian Nuklir AS-Rusia Mepet, Krisis Nuklir di Depan Mata?

Rabu, 03 Agustus 2022 | 12:00
Russia Beyond

Krisis nuklir dapat terjadi apabila Wahington dan Kremlin tak segera meneken perjanjian nuklir AS-Rusia

Nextren.com -Awal pekan ini, Amerika Serikat (AS) mengejar Kremlin untuk meneken pembaruan perjanjian nuklir AS-Rusi.

Presiden Joe Biden menyerukan kepada publik bahwa pembaruan perjanjian nuklir AS-Rusia hnaya bisa terwujud jika Rusia memiliki itikad baik.

Sayangnya,respon Kremlin atas seruan pembaruan perjanjian nuklir AS-Rusia tak terlalu baik.

Baca Juga: Dewan Kemanan Rusia Respon Diskusi Perjanjian Nuklir AS-Rusia: Apa Kami Butuh?

Kremlin mengatakan kepada AS pada hari Selasa (2/8) bahwa waktu untuk menegosiasikan pembaruan perjanjian nuklir AS-Rusia "New START" semakin menipis.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengungkapkan bahwa Rusia telah berulang kali mencoba memulai negosiasi.

Namun, pada realitanya perwakilan kedua negara tak benar-benar melakukan negosiasi komprehensif terkait pembaruan perjanjian nuklir AS-Rusia.

"Moskow telah berulang kali berbicara tentang perlunya memulai negosiasi seperti it sessegera mungkin karena hanya ada sedikit waktu tersisa," ujar Dmitry Peshkov sebagaimana dikutip dari Reuters.

"Jika perjanjian itu tidak adalagi tanpa dibanti sesuatu yang lebih baik, maka itu akan memiliki dampak paling negatif terhadap keamanan dan stabilitas dunia," ujar Peskov.

Baca Juga: Presiden AS 'Kejar' Vladimir Putin untuk Teken Perjanjian Nuklir AS-Rusia Karen Makin Mengkhawatirkan

Perjanjian New START

Perjanjian New START pertama kali berlaku pada tahun 2011.

Perjanjian ini mewajibkan Amerika Serikat dan Rusia untuk mebatasi penyebaran rudal balistik antarbenua, mengerahkan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam, dan mengerahkan pembom berat yang dilengkapi persenjataan nuklir.

Perjanjian ini juga membatasi hulu ledak nuklir pada rudal dan senjata peblom yang dikerahkan dengan peluncur (launchers).

Dilansir dari situs resmi pemerintah AS, AS dan Rusia mencapai batas tengah perjanjian pada 5 Februari 2018 dan telah diperpanjang hingga 4 Februari 2026.

Baca Juga: Vladimir Putin Peringatkan AS: Rusia Tak Akan Diam Saat AS Ingin Dominasi Laut Dunia

Pembaruan perjanjian New START bukanlah hal yang mudah bagi kedua negara.

Negosisasi perjanjian New START kemungkinan besar memakan waktu yang lebihh panjang karena esklasi ketegangan AS vs Rusia di tengah krisis Ukraina.

Jika perjanjian New START tak segera diperbarui, ancaman krisis nuklir global telah di depan mata.

Bagaimana pendapat sobat Nextren terkait perjanjian nuklir AS-Rusia ini? Bagikan di kolom komentar ya!

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto