Baca Juga: Inilah 5 Forum Hacker Deep Web Terpopuler di 2022, Berani Gabung?
Taylor mengaku telah menghubungi pihak hacker untuk mendapatkan informasi tambahan.
"Kami menghubungi penjual database ini untuk mengupulkan inforasi tambahan," ujar Taylor.
"Penjual meminta setidaknya USD 30.000 untuk database yang sekaran tersedia karena ketidakmampuan Twitter menjaga data tersebut," pungkasnya.
Restore Privacy tak menyebutkan adanya kata sandi dalam 5,4 juta data pengguna tersebut.
Kendati demikian, data email dan nomor telepon tetap saja berharga dan dapat dijual untuk dieksploitasi oleh pengiklan.
Twitter sendiri belum memberikan tanggapan seputar kebocoran data 5,4 juta penggunanya.
Tetap ikuti Nextren untuk perkembangan informasi berikutnya.
(*)