Mereka menunjuk tokoh-tokoh di AS dan Ukraina sebagai pihak yang bertanggung jawab atas cyberattack tersebut.
"Yakinlah, Rusia tidak akan membiarkan tindakan agresif tak terjawab," ujar Kementerian Luar Negeri Rusia seperti dikutip dari Reuters.
"Semua langkah akan diukur, ditargetkan, sesuai dengan undang-undang dan hukum internasional kami," sambungnya.
"Militerisasai ruang informasi oleh Barat dan upaya untuk mengubahnya menjadi arena konfrontasi antarnegara telah sangat meningkatkan konfrontasi militer langsung dngan konsekuensi yang tak terduga," pungkasnya.
Baca Juga: Militer Ukraina dan Rusia Bertempur Sengit di Jalanan Sievierodonetsk, Berebut Kota Industri!
Presiden Rusia Vladimir Putin pada bulan Mei mengatakan bahwa peningkatan jumlah cyberattack kepada Rusia meningkat beberpa kali lipat.
Ia memerintahkan pihak berwenang untuk meningkatkan keamanan IT-nya untuk menghalau serangan dari Barat.
(*)