Hal tersebut berbeda dengan bulan pada kalender Masehi yang memiliki jumlah hari tetap, kecuali bulan Februari yang terdiri dari 28 atau 29 hari.
Bahkan perbedaan jumlah hari di Februari pun, rutin setiap empat tahun sekali atau pada saat tahun kabisat.
Baca Juga: 9 HP Xiaomi 5G untuk Lebaran Mulai Rp 2 Jutaan, Kencang dan Terjangkau
“Kalau kalender Matahari (Masehi) kan jelas, kalau Maret sekian hari, April sekian hari, Mei sekian hari, jelas. Kalau Hijriah bisa 29 atau 30, tidak mesti,” imbuh Syamsul.
Demikian penjelasan resmi mengapa sebagian masyarakat puasa belakangan namun bisa lebaran bersamaan.
Kalau benar bisa lebaran barengan, tentu menambah kemeriahan lebaran di masyarakat bukan?
Artikel ini tayang di kompas.com, dengan judul : Kemenag Puasa Belakangan tapi Ada Kemungkinan Lebaran Bersamaan, Bagaimana Bisa?Penulis Diva Lufiana Putri