Pada akhirnya sebagian Kurks berhasil dievakuasi oleh tim Belanda dari dasar laut Barents setahun kemudian dengan biaya sangat besar.
Bagian yang mengangkut alutsista dengan hulu ledak aktif dihancurkan sementara reaktor nuklir dinonaktifkan.
Seiring berjalannya waktu, di tengah ketertutupan investigasi Kurks, justru membuat lebih banyak peneliti politik dan sosial dari Barat yang meyakini penyebab tenggelamnya Kursk adalah akibat korupsi yang yang sudah berlangsung lama dalam sistem politik dan militer di Rusia.
Baca Juga: NATO Terpecah! Negara Anggota Tolak Berikan Sanksi Ekonomi ke Rusia
Korupsi di dalam militer yang menahun membuat kesejahteraan prajurit tidak ideal demikian pula standar perawatan dan pengadaan bagi alutsista sehingga justru membahayakan prajurit yang menggunakan.
Kejadian kapal selam Kurks serupa dalam kejadian tenggelamnya kapal perang Moskva yang merupakan buatan Ukraina di masa Uni Sovyet.
“Alasan resmi pihak Rusia konyol karena menyebutkan peledakan amunisi. Secara komunikasi ini tidak masuk logika.”
Hingga saat ini Rusia dengan seluruh kebesarannya terhitung konsisten dalam praktik korupsi.
Sebagai contoh pada tahun 2020, organisasi Transparency International menemukan risiko korupsi yang di pada sektor pertahanan.
Alasan kerahasiaan menjadikan kontraktor sipil tidak transparan.
“Bukti korupsi di Rusia luar biasa adalah di tahun 2016, ketika Menteri Ekonomi Rusia Alexei Ulyukayev dan kepala badan anti-korupsi Rusia, Dmitry Zakharchencko ditangkap karena korupsi.