Nextren.com - Perang Rusia vs Ukraina atau biasa disebut invasi Rusia ke Ukraina telah berkecamuk sejak 24 Februari 2022.
Kedua negara saling berlomba-lomba memamerkan kecanggihan teknologi untuk saling mengalahkan satu sama lain.
Rusia dengan kekuatan armada tempur serta teknologi modernnya bisa dibilang lebih unggul dibanding militer Ukraina.
Namun, banyaknya armada tempur yang dari kedua belah pihak di medan perang harus berdampak pada besarnya biaya perang yang dikeluarkan.
Baca Juga: Juru Bicara Kremlin: Terpojok Sanksi Negara Barat, Rusia Tidak Akan Pakai Senjata Nuklir?
Melansir dari Kompas.com, Ed Arnold selaku peneliti bidang Keamanan Eropa di lembaga kajian Inggris Royal United Services Institute (RUSI) berujar bahwa operasi militer adalah sebuah bisnis yang mahal.
"Mempertahankan operasi militer adalah bisnis yang mahal, terutama ketika pasukan Anda jauh dari pangkalan utama." kata Ed Arnold dalam wawancara dengan BBC (dikutip via Kompas.com).
"Anda perlu menimbun banyak amunisi dan bahan bakar untuk memobilisasi mesin perang serta memberi makan pasukan," tambahnya.
Rusia sendiri dilaporkan mengalami permasalahan logistik dalam perang melawan Ukraina, salah satunya dibuktikan dengan banyaknya kendaraan militer Rusia yang ditinggalkan di lapangan setelah mogok atau rusak.
Lalu sebenarnya, berapa biaya perang yang harus dikeluarkan pihak Rusia dalam invasi ke Ukraina? Yuk lanjut di halaman kedua.
Menurut Pusat Pemulihan Ekonomi, sekelompok ekonom dan penasihat pemerintah Ukraina memprediksi Rusia telah menghabiskan setidaknya 19,9 miliar dollar AS (Rp 285 triliun) dalam pengeluaran militer langsung.