Nextren.com -Presiden Rusia, Vladimir Putin saat ini tengah menjadi sasaran amukan masyarakat internasional.
Keputusannya untuk melakukan invasi ke Ukraina dianggap telah melanggar Hak Asasi Manusia dan mengusik kedaulatan negara Ukraina.
Kecaman terhadap Vladimir Putin datang dari berbagai kalangan, mulai dari aktivis, politisi, hingga pengusaha.
Tak hanya itu, sejumlah warganegara Rusia juga turut memberi kecaman terhadap pemimpin bertangan besi tersebut.
Baca Juga: Remaja Ini Lacak Pesawat Jet Vladimir Putin dan Oligarki Rusia, Nekat!
Seorang pengusaha Rusia bahkan berani mengumumkan "Bounty" untuk membunuh Vladimir Putin.
Dilansir dari The Independent, seorang pengusaha Rusia bernama Alex Konanykhin mengumumkan "Bounty" untuk kepala Putin.
Alex Konanykhin bakal menghadiahkan uang senilai USD 1 juta atau Rp 14 Miliar untuk siapa saja yang bisa memberikan kepala Validimir Putin kepadanya.
Baca Juga: Hacker Dilaporkan Bajak Kapal Mewah Putin, Rusia Makin Kacau?
Konanykhin mengumumkan "Bounty" terhadap Vladimir Putin melalui platform LinkedIn.
"Saya berjanji membayar USD 1 juta untuk pejabat yang memenuhi tugas konstitusional mereka menangkap Putin sebagai penjahat perang di bawah hukum Rusia dan internasional," tulis Konankhin di akun LinkedIn pribadinya.
Dalam unggahannya, Konanykhin mengungkapkanbahwa Vladimir Putin bukanlah sosok presiden Rusia.
Konanykhin menganggap Putin sebagai penjahat perang internasional dan diktator yang harus disingkirkan.
"Putin bukan presiden Rusia karena ia mendapat kekuatan sebagai hasil dari operasi Rusia untuk menghancurkan gedung apartemen di Rusia dan melanggar konstitusi untuk mengeliminasi pemiilihan bebas serta membunuh lawannya," ujar Konanykhin.
Baca Juga: Ini Bahaya Senjata Nuklir Rusia 'Satan 2', Bisa Lenyapkan Satu Negara!
Konanykhin turut mengunggah foto Putin dengan tulisan "Dicari: Hidup atau Mati. Vladimir Putin karena pembunuhan massal".
Ia meyakini bahwa upaya untuk menyingkirkan putin merupakan kewajiban moral di seluruh masyarakat Rusia.
Putin disebutnya telah membuat Rusia nampak seperti pemerintahan diktator Nazi.
(*)