Nextren.com - Awal tahun 2022 ini ada kabar kurang sedap bagi masyarakat Indonesia, yaitu dugaan bocornya jutaan data identitas pasien lengkap dengan hasil tes kesehatannya.
Jutaan data pribadi yang beredar luas bisa disalahgunakan untuk kejahatan atau menjadi sasaran marketing dan promosi yang bersifat spam.
Bagaimana penanganan data di negara lain? Yuk kita simak kasus berikut ini.
McDonalds mengalami kebocoran data di bulan Juni 2021 dimana peretas berhasil mencuri data dari sistemnya di pasar Amerika, Korea Selatan dan Taiwan.
Mereka segera meminta bantuan konsultan eksternal yang kompeten dan terpercaya untuk melakukan investigasi untuk mengidentifikasi penyebab kebocoran dan mencegah hal yang sama terjadi lagi.
Apakah yang dilakukan oleh McDonalds sudah cukup? Tidak!
Mereka mengumumkan data apa saja yang bocor, apakah data tersebut terkait karyawan, franchisee dan email pelanggannya.
Lalu mereka menghubungi pemilik data supaya berhati-hati dengan email phishing yang mungkin dilakukan dengan data yang bocor tersebut.
Sebagai bentuk tanggung jawabnya, mereka menghubungi pihak regulator di negara terkait dan memberikan informasi kebocoran data ini dan menghubungi satu per satu pelanggan dan karyawan yang datanya menjadi korban kebocoran sehingga tidak menjadi korban eksploitasi.
Mungkin bagi sebagian orang yang kurang mengerti etika mengelola data dan tanggung jawab mengelola data, kelihatan antisipasi yang dilakukan oleh McDonald’s ini sangat merepotkan.
Baca Juga: 700 Juta Data Linkedin Berhasil Dijual Hacker, Ada Punya Indonesia?
Tetapi ini adalah bentuk tanggung jawab yang memang harus disadari oleh seluruh pengelola data.