Kendati demikian, adanya kejadian itu juga dinilai perusahaan dapat menjadifeedbackyang bagus untuk pengenalan Horizo Worlds.
Meta menganggap bahwa insiden yang dinilai sebagai pelecehan seksual itu sebagai salah satu kelalaian pengguna yang tidak menggunakan fitur keamanan dari Meta.
Sharman menyatakan kalau sebenarnya Horizon Worlds sudah menyediakan sebuah fitur bernama Safe Zone.
Baca Juga: Tidak Mau Bahas Metaverse, CEO Google: Search Pencapaian Terbesar Kami
Dengan menyalakan fitur tersebut, pengguna dikatakan dapat melindungi avatar dengan sebuah gelembung besar.
Hal itu pun diklaim dapat menghindari adanya tindak pelecehan seksual, seperti yang dilaporkan oleh salah satu beta tester tersebut.
Pihak Meta turut mengaku sudah menempatkan sejumlah moderator di setiap ruang virtual.
Namun Sharma sebagai perwakilan perusahaan tetap menekankan agar pengguna yang menjajal pengalaman di Horizon Worlds untuk mengaktifkan fitur Safe Zone.
Juru Bicara Meta, Kristina Milian pun mengatakan, "Kami akan terus meningkatkan UI kami dan untuk memahami lebih baik bagaimana orang-orang menggunakantoolskami," dikutip dari Futurism.
Baca Juga: Bagai Pinang Dibelah Dua, Logo Meta Diduga Contek Logo Perusahaan ini!
"Tujuan kami adalah untuk membuat Horizon Worlds aman, dan kami berkomitmen untuk melakukan pekerjaan tersebut," pungkasnya.
Seperti apa pendapat Sobat Nextren terkait dugaan kasus pelecehan seksual yang terjadi di Metaverse tersebut?