Ini termasuk loader, dropper, dan komoditas malware lainnya; semakin maju, Initial Access Brokers yang dioperasikan oleh manusia; spam; dan adware.
Baca Juga: Hasil Riset: Sistem Keamanan Cyber Indonesia Kalah Dari India dan Singapura
Tren ketiga meliputi penggunaan berbagai bentuk pemerasan oleh penyerang ransomware untuk menekan korban agar membayar uang tebusan diperkirakan akan terus berlanjut dan meningkat dalam jangkauan dan intensitas.
Tren yang keempat atau yang terakhir terkait denganCryptocurrency, yang mana akan terus memicu kejahatan dunia maya.
Kejahatan tersebut seperti ransomware dan cryptomining berbahaya, dan Sophos memperkirakan tren ini akan berlanjut hingga cryptocurrency secara global diatur dengan lebih baik.
“Ransomware berkembang dengan pesat karena kemampuannya untuk beradaptasi dan berinovasi,” kata Chester Wisniewski, seorang ilmuwan peneliti utama di Sophos.
Sementara itu, seperti sudah disebutkan, selain keempat tren utama tesebut masih ada sejumlah tren tambahan lain yang dianalisa di laporan Sophos 2022 Threat Report.
Selengkapnya di halaman ketiga.
Tren tambahan yang dianalisis oleh Sophos, meliputi:
1. Setelah kerentanan ProxyLogon dan ProxyShell ditemukan (dan ditambal) pada tahun 2021, kecepatan para penyerang dalam menangkapnya sedemikian rupa.
Sophos mengharapkan untuk melihat upaya lanjutan penyalahgunaan alat administrasi TI secara massal dan layanan yang dihadapi internet dapat dieksploitasi oleh keduanya, yakni oleh penyerang dan penjahat cyber run-of-the-mill.
2.Sophos juga mengharapkan penjahat dunia maya untuk meningkatkan penyalahgunaan alat simulasi musuh, seperti Cobalt Strike Beacons, mimikatz, dan PowerSploit.