Follow Us

Internet IndiHome Mati Karena Kabel Bawah Laut Putus, Kenapa Tak Pakai Satelit?

Wahyu Subyanto - Rabu, 22 September 2021 | 18:30
Ilustrasi proses pemasangan kabel bawah laut
mathscinotes

Ilustrasi proses pemasangan kabel bawah laut

Di sisi lain, satelit biasanya hanya memiliki bandwidth 1.000 megabit per detik (1000 megabit = 0,001 terabit).

Baca Juga: Kabel Bawah Laut Asia-America Gateway (AAG) Putus, Firstmedia Sebut Tak Terkait dan Jaringannya Normal

Selain bandwidth-nya yang besar, kabel bawah laut juga bisa mentransmisikan data lebih cepat dibanding satelit. Bahkan, sejumlah ilmuwan sempat mengembangkan kabel fiber optik yang memiliki kecepatan yang nyaris sama dengan kecepatan cahaya.

Di sisi lain, transmisi data dari satelit ke Bumi biasanya membutuhkan waktu yang tidak instan, tergantung jarak satelit tersebut ke titik atau server tujuan.

Nah, kecepatan transmisi data ini sering dikaitkan dengan latensi, atau berapa lama waktu yang dibutuhkan data untuk bergerak dari satu server ke server lainnya.

Dengan kata lain, penggunaan kabel laut akan turut memangkas latensi serendah mungkin, sehingga pengguna bisa memberikan informasi melalui internet secara real time.

Selain itu, biaya pengelolaan dan perbaikan kabel bawah laut juga disebut lebih murah dibanding satelit, menjadikan kabel bawah laut agaknya pilihan yang cocok untuk pembangunan infrastruktur.

Minim gangguan elektromagnetik

Di samping cepat dan murah, kabel bawah laut juga disebut tahan terhadap gangguan gelombang elektromagnetik (electromagnetic interference/EMI), tak seperti satelit yang akan rentan terhadap gangguan tersebut.

Baca Juga: Jaringan Fiber Optic Palapa Ring Ribuan Km Siap Layani Akses 4G di Wilayah Pinggiran

Ilustrasi kabel bawah laut sedang diperbaiki.
(MentalFloss)

Ilustrasi kabel bawah laut sedang diperbaiki.

Editor : Nextren

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest